BRUSSELS, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan bahwa anggota Taliban telah berjanji akan melancarkan lebih banyak serangan terhadap pasukan internaisonal di Afghanistan.
Ancaman itu dilontarkan jika pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei.
Pada Kamis (18/2/2021), NATO belum membuat keputusan kapan akan menarik pasukannya dari Afghanistan sebagaimana dilansir dari DW.
Tetapi Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan, 1 Mei adalah tenggat waktu terakhir untuk menarik pasukan NATO dari Afghanistan.
Hal itu demi menyongsong bagian dari kesepakatan damai yang dicapai antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban tahun lalu.
Setelah pihak Barat mengintervensi Afghanistan dan menelan biasa ratusan milar dollar AS selama dua dekade, negara-negara NATO khawatir akan merusak kemajuan menuju demokrasi.
Baca juga: Taliban Tetap Jalin Hubungan Dekat dengan Al Qaeda Meski Terikat Janji kepada AS
"Kami menghadapi banyak dilema, dan tidak ada pilihan yang mudah," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussel.
"Jika kita bertahan setelah 1 Mei, kita menghadapi risiko lebih banyak kekerasan, lebih banyak serangan terhadap pasukan kita sendiri," imbuhnya.
"Tapi jika kita pergi, maka kita juga akan mengambil risiko kehilangan keuntungan yang kita peroleh," sambung mantan Perdana Menteri Norwegia tersebut.
Beberapa serangan yang masih terjadi di Afghanistan mendorong seruan penundaan penarikan pasukan yang disepakati ketika Donald Trump menjadi presiden AS.
Stoltenberg mengatakan, Taliban harus berkomitmen penuh di bawah kesepakatan yang dicapai dengan Washington.
"Tujuan NATO adalah untuk memastikan agar Afghanistan tidak lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris yang bakal menyerang tanah air kami," tutur Stoltenberg.
Baca juga: Pasca Perjanjian Damai, Serangan Taliban Masih Meningkat di Ibu Kota Afghanistan
Di sisi lain, Kramp-Karrenbauer menyerukan agar Taliban harus berbuat lebih banyak untuk memenuhi persyaratan perjanjian damai dengan AS yang disepakati pada 2020.
Dalam sebuah wawancara dengan DW pada Kamis, dia memperingatkan mungkin ada ketidakstabilan jika NATO tidak menarik pasukannya hingga 1 Mei.
"Yang jelas, dengan keputusan untuk tidak meninggalkan negara itu sebelum 30 April, tingkat ancaman akan meningkat secara signifikan untuk pasukan internasional dan juga untuk kita," kata Kramp-Karrenbauer.