Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Tetap Jalin Hubungan Dekat dengan Al Qaeda Meski Terikat Janji kepada AS

Kompas.com - 19/02/2021, 05:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber NBC News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Taliban Afghanistan menjaga hubungan dekat dengan Al Qaeda meskipun berjanji untuk berhenti bekerja sama dengan kelompok teroris.

“Para militan diizinkan untuk melakukan pelatihan di Afghanistan dan mengerahkan pejuang bersama pasukannya,” menurut kepala panel PBB yang memantau pemberontakan, melansir NBC News pada Rabu (17/2/2021).

Hubungan Taliban dengan Al Qaeda terus berlanjut meskipun pemberontak menandatangani perjanjian dengan AS setahun yang lalu. Perjanjian itu melarang Taliban bekerja sama dengan atau menampung kelompok-kelompok teroris.

Menteri Luar Negeri pemerintahan Trump Mike Pompeo dalam pernyataan publiknya bahkan dengan percaya diri bahwa Taliban telah " putus hubungan" dengan kelompok teroris.

"Masih jelas ada hubungan dekat antara Al Qaeda dan Taliban," kata Edmund Fitton-Brown, koordinator panel PBB yang bertanggung jawab melacak Taliban dan kelompok teroris di Afghanistan.

Laporan Tim Dukungan Analitik dan Pemantauan Sanksi PBB, sebagian didasarkan pada informasi yang dibagikan oleh badan intelijen pemerintah asing.

"Kami yakin bahwa pimpinan puncak Al Qaeda masih di bawah perlindungan Taliban," katanya.

Menurut laporan terakhir tim pemantau PBB pada Januari, ada 200 hingga 500 pejuang Al Qaeda di sekitar 11 provinsi Afghanistan.

Para ahli mengatakan, memisahkan dua kelompok yang telah hidup dan berjuang bersama selama beberapa dekade, dan bahkan melakukan pernikahan silang antar anggotanya, akan mempersulit proses “pemutusan hubungan”.

Baca juga: Pasca Perjanjian Damai, Serangan Taliban Masih Meningkat di Ibu Kota Afghanistan

Aliansi lama Taliban dengan Al Qaeda menjadi pembahasan ketika para menteri pertahanan NATO bertemu Rabu dan Kamis minggu ini. Mereka mempertimbangkan tenggat waktu Mei untuk penarikan pasukan seperti yang dipersyaratkan oleh kesepakatan AS-Taliban.

Sekutu Eropa akan meminta sinyal dari Menteri Pertahanan Presiden Joe Biden, Lloyd Austin, tentang rencana pemerintah AS. Termasuk bagaimana pemerintah AS bermaksud memastikan bahwa para pemberontak menepati kesepakatan.

Pada Senin (15/2/2021), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuntut Taliban memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian 2020, untuk membuka jalan bagi penarikan penuh pasukan asing.

"Kami melihat bahwa masih ada kebutuhan bagi Taliban untuk berbuat lebih banyak dalam hal memenuhi komitmen mereka ... untuk memastikan bahwa mereka memutuskan semua hubungan dengan teroris internasional," kata Stoltenberg.

AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Afghanistan, dan mitra pimpinan NATO-nya memiliki 9.600 tentara di darat.

Di bawah ketentuan kesepakatan 2020, AS berjanji untuk menarik pasukannya yang tersisa pada Mei. Tetapi pemerintahan Biden mengatakan belum membuat keputusan tentang jumlah pasukan. Para pejabat AS disebut sedang mengevaluasi apakah Taliban telah memenuhi komitmen mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com