Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Thailand Mulai Lagi, Massa Tiru Taktik Pedemo Myanmar

Kompas.com - 11/02/2021, 18:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Pedemo pro-demokrasi Thailand kembali terjun ke jalan-jalan di Bangkok pada Rabu (10/2/2021), setelah hampir dua bulan vakum.

Mereka membunyikan panci dan wajan, taktik yang ditiru dari pengunjuk rasa Myanmar saat berdemo menentang kudeta militer.

Demo Thailand pecah lagi sehari setelah pengadilan menolak jaminan untuk empat tokoh demokrasi terkemuka, yang dijerat dengan hukum pencemaran nama baik kerajaan.

Baca juga: Militer Myanmar Bingung? Surati Rekan Sesama Pelaku Kudeta di Thailand Minta Bantuan Demokrasi

Sejak demo pro-demokrasi dimulai pada Juli 2020, lebih dari 50 demonstran didakwa berdasarkan undang-undang dan terancam hukuman 15 tahun penjara.

Puncaknya adalah saat puluhan ribu orang berkumpul di Bangkok untuk mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-Cha.

Kemudian yang terbaru pada Rabu (10/2/2021), ribuan pedemo memadati distrik perbelanjaan di pusat kota dengan meneriakkan "Prayut, pergi" sambil memukul panci dan wajan.

Baca juga: Revolusi Demonstrasi “Ala Pemuda” Masa Kini dari Thailand, Hong Kong ke Myanmar

"Hari ini hari pertama pertempuran tahun ini," kata pemimpin demo Panusaya Sithijirawattanakul.

"Tujuan kami tahun ini adalah membawa jutaan orang ke jalan, dan ketika lebih banyak yang keluar tuntutan kami akan menjadi kenyataan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Setelah malam tiba, mereka menyerbu kantor polisi terdekat dan meluapkan amarah karena beberapa pengunjuk rasa ditahan.

Namun, sekitar pukul 21.00 waktu setempat penyelenggara demo mengumumkan demonstrasi sudah berakhir.

Baca juga: Dari Pria Bertelanjang Dada sampai Wanita Bergaun Pengantin Berdemo di Myanmar

Saling tiru

Sejumlah pekerja migran Myanmar ikut serta dalam demo Thailand, dengan dalih solidaritas atau nilai-nilai pro-demokrasi.

Sementara itu di Myanmar sendiri, banyak orang membunyikan panci dan wajan setiap malam.

Praktik itu secara tradisional dikaitkan dengan pengusiran roh jahat, tetapi kali ini dipakai untuk mengusir para jenderal.

Selain meniru pemukulan alat-alat dapur, beberapa pedemo Thailand pada Rabu juga membawa poster pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi.

Para pengunjuk rasa Myanmar pun mendapat inspirasi dari demo pro-demokrasi Thailand.

Mereka mengacungkan salam tiga jari, yaitu simbol perlawanan bagi gerakan demokrasi Thailand.

Baca juga: Militer Myanmar Gerebek dan Hancurkan Markas Besar Partai Aung San Suu Kyi di Yangon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com