Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Minta Arab Saudi Perbaiki Catatan HAM dan Pembebasan Aktivis

Kompas.com - 06/02/2021, 17:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) berharap Arab Saudi memperbaiki catatan hak asasi manusia (HAM).

Selain itu, Washington juga mendesak Riyadh membebaskan aktivis hak perempuan dan tahanan politik lainnya.

Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat (5/2/2021) sebagaimana dilansir dari Reuters.

Pernyataan itu menggarisbawahi niat Presiden AS Joe Biden untuk menjadikan HAM sebagai masalah utama dalam hubungan antara AS dengan Arab Saudi.

Baca juga: Arab Saudi Akan Miliki Roller Coaster Terpanjang, Tercepat, dan Tertinggi di Dunia

Pada Kamis (3/2/2021), Biden mengumumkan bahwa AS mengakhiri dukungannya terhadap Arab Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman.

Keputusan tersebut dinilai sebagai langkah tegas Biden dalam mengambil garis yang lebih tegas terhadap Arab Saudi.

“Kami, tentu saja, mengharapkan Arab Saudi memperbaiki catatannya tentang hak asasi manusia,” lanjut Psaki.

“Itu termasuk membebaskan tahanan politik seperti pendukung hak-hak perempuan yang dipenjara Arab Saudi,” imbuh Psaki.

Baca juga: Begini Respons Arab Saudi atas Berakhirnya Dukungan AS di Perang Yaman

Salah satu aktivis yang menonjol yang ditahan Kerajaan Arab Saudi adalah Loujain al-Hathloul (31).

Dia adalah aktivis yang memimpin kampanye agar pihak kerajaan mengizinkan wanita Arab Saudi diperbolehkan menyetir. Hathloul ditangkap pada 2018.

Riyadh menuai kritik internasional pada Desember 2020 ketika Hathloul dijatuhi hukuman hampir enam tahun penjara oleh pengadilan.

Psaki juga menyoroti penahanan seorang ahli epidemiologi sekaligus jurnalis bernama Bader al-Ibrahim dan seorang komentator media, Salah al-Haidar.

Baca juga: Biden Akhiri Dukungan untuk Arab Saudi dalam Perang di Yaman

Selain itu Psaki juga menyinggung mengenai pembunuhan jurnalis sekaligus kolumnis The Washington Post, Jamal Khashoggi.

Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018.

Psaki menyebut kematian Khashoggi sebagai kejahatan yang mengerikan. Dia menegaskan kembali niat AS untuk mendeklasifikasi laporan intelijen AS tentang pembunuhan tersebut.

Menurut CIA, pembunuhan itu telah disetujui, dan mungkin diperintahkan, oleh penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS).

MBS membantah memerintahkan pembunuhan itu.

Baca juga: Karena Punya Snapchat, Perempuan Arab Saudi Dibunuh dan Dikubur di Gurun oleh Kakaknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com