Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei AS: Banyak Kesalahan Informasi Bersumber dari Facebook

Kompas.com - 03/02/2021, 20:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON, KOMPAS.com - Jajak pendapat menemukan 6 atau lebih, dari 10 orang di Amerika Serikat (AS) menyatakan secara teratur menemukan informasi yang salah di Facebook.

Melansir The Hill pada Selasa (2/2/2021), survei tersebut diperoleh ketika perusahaan raksasa media sosial itu, tengah berupaya melarang kelompok yang terkait dengan teori konspirasi.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Newsy dari YouGov, menemukan 65 persen orang AS mengatakan menemukan informasi yang salah dari Facebook. Jumlah itu lebih tinggi daripada media sosial atau platform media tradisional lainnya.

Kesalahan informasi di Facebook bahkan melebihi penemuan disinformasi dari politisi. Menurut survei itu, 62 persen orang AS mengaku mendengar informasi yang salah dari politisi secara teratur.

Sementara sumber penting lainnya termasuk Twitter dengan 53 persen, dan berita kabel sebesar 51 persen.

Baca juga: Facebook Hapus Unggahan dan Tangguhkan Chatbot Perdana Menteri Israel, Apa Alasannya?

Jajak pendapat tidak memberikan definisi "kesalahan informasi" kepada responden, dan mengandalkan responden untuk menilai konten yang mereka lihat sendiri.

Hanya 3 dari 10 orang AS yang disurvei mengatakan stasiun radio atau surat kabar menyampaikan informasi yang salah.

Satu dari 10 orang Amerika mengatakan mereka percaya bahwa tidak pernah menemukan informasi palsu yang sengaja disajikan sebagai fakta.

Jajak pendapat tersebut muncul ketika situs media sosial seperti Facebook dan Twitter, menindak informasi yang salah dan teori konspirasi.

Akhir tahun lalu, Facebook mengumumkan akan melarang grup yang terkait dengan teori konspirasi QAnon. Pada Januari perusahaan mempekerjakan kepala pengawas kepatuhan pertamanya, karena menghadapi pengawasan dari regulator.

Menanggapi temuan ini, juru bicara Facebook mengatakan pihaknya mengambil langkah agresif, untuk memerangi kesalahan informasi di seluruh platform.

Namun menurut mereka, sebagian besar yang dilihat orang di Facebook adalah konten sehari-hari dari teman dan keluarga.

“Kami tetap menjadi satu-satunya perusahaan yang bermitra dengan lebih dari 80 organisasi pemeriksa fakta, dan mengukur pemeriksaan fakta tersebut untuk jutaan pos duplikat.”

Baca juga: Tak Hanya Menangguhkan Akun, Facebook Kini Blokir Frasa Ini

Menurutnya, Facebook mempromosikan informasi yang akurat dari sumber yang dapat dipercaya. Di saat yang sama, konten yang dapat membahayakan orang-orang dan melanggar aturan perusahaan dihapus.

Konsultasi juga dilakukan dengan pakar dari luar perusahaan. Hal itu sebagai upaya meningkatkan sistem Facebook sendiri agar tetap selalu terdepan dalam menghadapi tantangan.

"Melindungi kesehatan percakapan publik adalah hal yang penting bagi kami. Kami telah mengambil langkah untuk membatasi penyebaran informasi yang menyesatkan, dan melindungi percakapan pemilu," tambah juru bicara Twitter.

Jajak pendapat YouGov dilakukan antara 22-25 Januari, dan menyurvei 1.223 orang dewasa AS. Namun, informasi tentang margin of error tidak tersedia.

Baca juga: Facebook: Ada Kampanye Sesat Rusia Targetkan Afrika dan Timur Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com