Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelantikan Joe Biden Dibayangi Peningkatan Kekerasan Saat Plt Menteri Keamanan Dalam Negeri Angkat Kaki

Kompas.com - 12/01/2021, 12:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pelantikan Joe Biden dibayangi kekhawatiran yang meningkat terhadap kekerasan ketika Plt Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, mengundurkan diri secara tak terduga pada Senin (11/1/2021). 

Wolf sebagai kepala badan keamanan yang bertanggung jawab pada pelantikan 20 Januari mundur lima hari setelah massa pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Capitol, yang bermaksud mencegah sertifikasi Joe Biden menjadi presiden berikutnya.

Departemen Keamanan Dalam Negeri mengawasi sejumlah penegakan hukum beberapa badan, termasuk Secret Service yang bertugas menjaga keamanan Gedung Putih dan presiden AS.

Baca juga: Trump Umumkan Tak Akan Hadir dalam Pelantikan Biden

Wolf yang mengatakan mundur karena alasan prosedural, menunjuk Pete Gaynor, administrator Badan Manajemen Darurat Federal, untuk menggantikannya, seperti dilansir AFP pada Selasa (12/1/2021).

Namun, langkah itu tidak mengakhiri kekhawatiran yang meningkat tentang apakah ibu kota akan cukup aman menuju hari pelantikan Joe Biden.

Sebuah dokumen FBI internal memperingatkan kemungkinan pendukung Trump yang bersenjata dapat mengadakan protes di 50 negara bagian menjelang pelantikan 20 Januari, menurut media AS.

Baca juga: Beda dengan Trump, Wapres AS Mike Pence Bakal Hadir di Pelantikan Biden

Gedung Putih khawatir terhadap pernyataan bahwa Trump telah "mendeklarasikan keadaan darurat di Distrik Kolombia dan memerintahkan bantuan federal untuk melengkapi upaya di distrik tersebut karena kondisi darurat yang diakibatkan oleh prosesi pelantikan presiden dari 11-24 Januari 2021".

Pernyataan tersebut memberi otoritas kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk bertindak "menyelamatkan nyawa, melindungi properti, kesehatan dan keselamatan publik, serta mengurangi atau mencegah ancaman bencana di Distrik Kolombia".

Sementara itu, pejabat federal dan kota terus menunjuk siapa yang bertanggung jawab atas bencana di Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021), saat kepolisian Kongres kewalahan menangani ribuan orang pendukung Trump yang berhasil membubarkan badan legislatif.

Baca juga: Masih Ada Ancaman, Wali Kota Washington Minta Dana Keamanan Tambahan Jelang Pelantikan Joe Biden

Lebih banyak massa

Pentagon mengatakan pada Senin (11/1/2021) bahwa pihaknya telah menyiapkan 15.000 pasukan Garda Nasional untuk diterjunkan pada pelantikan Joe Biden.

Ada 6.200 pasukan yang sudah berada di Washington dan total 10.000 pasukan yang direncanakan diturunkan pada pekan depan, kata Jenderal Daniel Hokanson, kepala Biro Garda Nasional Departemen Pertahanan.

Sementara pada pelaksanaan 20 Januari, dikerahkan 5.000 pasukan lagi, kata Hokanson.

Para pasukan akan dilengkapi seragam antihuru-hara dan senjata, tetapi sejauh ini mereka belum diizinkan mempersenjatai diri saat berada di jalan-jalan ibu kota AS, imbuhnya.

Sebelum Wolf mengumumkan pengunduran dirinya, ia telah memerintahkan percepatan persiapan Secret Service, mengutip "peristiwa minggu lalu dan keamanan yang berkembang".

Persiapan acara berjalan cepat. Sebuah pagar keamanan telah dibangun di sekitar seluruh halaman Capitol, tempat Biden akan mengambil sumpah jabatan sebagai penerus Trump.

Baca juga: Kemenlu AS Umumkan Trump Sudah Mundur sebagai Presiden pada Senin 11 Januari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com