Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Pemerintahan Trump Halang-halangi Proses Transisi

Kompas.com - 29/12/2020, 19:28 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

WILMINGTON, KOMPAS.comPresiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali melancarkan kritik pedas terhadap sosok yang akan segera digantikannya, petahana Donald Trump.

Dalam konferensi pers Senin (28/12/2020) seperti dikutip The Guardian, Biden mengecam pemerintahan Presiden Trump yang menghalang-halangi proses transisi kepresidenan.

Kecaman khususnya ditujukan kepada pejabat Kementerian Pertahanan AS, atau kerap disebut Pentagon.

Baca juga: Pemimpin Militer AS bersiap jika Trump Gunakan Cara Ini untuk Jegal Biden

“Sejumlah kementerian sejauh ini memfasilitasi proses transisi yang mulus. Namun ada juga kementerian lain, khususnya Pentagon, yang mempersulit transisi. Pentagon dan Kantor Anggaran Negara memberikan begitu banyak kesulitan kepada tim keamanan nasional saya.” tutur Biden.

Politisi gaek berusia 78 tahun itu melanjutkan, tim keamanan nasionalnya tidak kunjung menerima seluruh informasi yang penting. Misal sampai saat ini Biden tidak mengetahui bagaimanakah pengaturan anggaran di Pentagon.

Adapun Pentagon secara mendadak awal bulan ini menghentikan proses transisi yang telah dilakukan dengan tim keamanan nasional Biden tanpa alasan yang jelas.

Pejabat Pentagon berkilah bahwa pertemuan ditunda hingga Januari atas kesepakatan bersama. Namun hal ini dibantah oleh tim transisi Biden.

Pentagon juga menyampaikan telah melakukan 163 wawancara dan memberikan 181 informasi yang diminta. Biden menyebut hal ini tidak benar karena pejabat Kemenhan jelas menolak memberikan informasi yang telah diminta.

Biden juga mencerca kehancuran parah yang dialami oleh Pentagon dan kementerian lain seperti Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional sejak Trump berkuasa.

“Kementerian-kementerian ini mengalami krisis staf, krisis kapasitas, dan krisis moral. Ini sangat mengancam upaya untuk melindungi warga Amerika.” suami Jill Biden itu menyebut.

Trump sendiri sampai saat ini tidak kunjung mengakui kekalahannya, 18 hari menjelang meninggalkan Gedung Putih. Padahal mengakui kekalahan adalah tradisi penting dalam ratusan tahun demokrasi "Negeri Uncle Sam".

Presiden 74 tahun itu terus menebar kebohongan dan teori konspirasi melalui Twitternya, bahwa dialah pemenang pilpres yang sesungguhnya dan telah terjadi kecurangan berskala besar yang merugikannya.

Trump juga tidak menunjukan itikad untuk menelepon apalagi mengundang Biden ke Gedung Putih. Taipan real estat ini juga tidak berencana menghadiri pelantikan suksesornya itu pada 20 Januari 2021.

Baca juga: Serangan Siber Hantam AS Bertubi-tubi, Joe Biden Kecam Donald Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com