Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis "Terjebak" dalam Pusaran Kontroversi Kartun Nabi Muhammad

Kompas.com - 31/10/2020, 14:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Kontroversi kartun Nabi Muhammad produksi majalah satir mingguan, Charlie Hebdo, menempatkan Perancis dalam konflik yang meluas karena kelompok Muslim yang tersinggung atas kebijakan pemerintah Perancis.

Pada September, ketika Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad memicu serangkaian peristiwa terorisme dari kelompok ekstremisme.

Terbaru adalah serangan pelaku bersenjata pisau di gereja Notre Dame di kota Nice, Perancis yang membunuh 3 orang.

Sebelumnya, seorang guru sekolah menengah dipenggal kepalanya setelagh menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai materi pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Merespons serangan itu, pejabat Perancis yang membela hak untuk penerbitan ulang kartun atas nama kebebasan berbicara, mengumumkan untuk membagikan majalah dengan kartun tersebut kepada murid-murid sekolah menengah sebagai komitmen "untuk mempertahankan nilai-nilai Republik".

Pada Jumat (29/10/2020) setelah serangan di gereja Nice terjadi, puluhan orang berkumpul memberikan penghormatan kepada para korban dan menjadi momen solidaritas.

Baca juga: Sebelum Beraksi, Pelaku Teror Gereja Perancis Sempat Telepon Keluarga

Namun, momen tersebut terputus dengan sepasang penduduk lokal yang bersuara menyalahkan Islam atas serangan itu.

Kemudian, seorang wanita yang berkerudung berseru untuk orang-orang jangan menyamakan Muslim dengan teroris.

Wali kota Nice, Christian Estrosi mengatakan bahwa konstitusi harus diubah, sehingga Perancis dapat "berperang" dengan benar melawan ekstremis Islam.

Menteri dalam negeri garis keras Perancis, Gérald Darmanin, mengatur nada dengan menyatakan, "Kita berperang, melawan musuh yang ada di dalam maupun di luar."

Melansir New York Times pada Jumat (30/10/2020), bahasa bela diri yang disampaikan oleh sejumlah pejabat Perancis mencerminkan pengerasan keseluruhan pandangan Perancis tentang Islam radikal.

Baca juga: Keluarga Pelaku Teror di Perancis: Kami Ingin Bukti, jika Benar, Hukum Dia

Pembelaan yang sengit dari Perancis terhadap kartun Nabi Muhammad menempatkan Perancis pada posisi yang sulit, di mana kompromi apa pun tidak berlaku karena dipandang dapat melemahkan nilai sekularisme ketat Perancis, laicite.

Pierre-Henri Tavoillot, seorang filsuf dan ahli laicite di Universitas Sorbonne mengatakan bahwa konflik kartun Nabi Muhammad telah membawa Perancis ke dalam "perangkap".

"Padahal kartun itu sudah menjadi simbol (perbedaan keyakinan) dan itu mengubah situasi menjadi konflik," ujar Tavoillot.

"Tapi ini adalah konflik yang menurut saya tidak bisa dihindari, jika laicite Perancis menyerah pada hal ini, ia harus menyerah pada yang lain," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com