Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azerbaijan Klaim Kepung Tentara Armenia, Bakal Dibunuh jika Tak Menyerah

Kompas.com - 28/09/2020, 09:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAKU, KOMPAS.com - Azerbaijan dan Armenia saling melakukan klaim sudah menghancurkan atau merebut pos penting dalam perang di kawasan Nagorny Karabakh.

Yang terbaru adalah Baku menyatakan, mereka mengepung sejumlah tentara Armenia, di mana mereka bakal dibunuh jika tidak segera dibunuh.

Pada Minggu sore waktu setempat (27/9/2020), Azerbaijan menyatakan pasukannya dalam posisi unggul dengan merebut tujuh desa.

Baca juga: Perang Azerbaijan dan Armenia Pecah di Nagorny Karabakh, 23 Orang Tewas

Selain itu melalui juru bicara kepresidenan Hikmet Hajiyev, mereka mengeklaim sudah mendapatkan gunung yang dianggap strategis.

Dalam konferensi pers, Hajiyev berujar Puncak Murovdag setinggi 3.000 meter itu dipakai sebagai jalur transportasi dan komunikasi musuh.

Kemudian militer Azerbaijan juga menerangkan mereka berhasil menghanguskan sistem pertahanan udara jarak pendek yang dipasang musuh.

Yerevan sendiri tidak tinggal diam, di mana mereka mengaku merontokkan sejumlah persenjataan musuh dalam perang di Nagorny Karabakh.

Dilansir New York Times, mereka menyatakan sudah menjatuhkan setidaknya dua helikopter serta tiga unit tank milik Azerbaijan.

Sementara Kepresidenan Karabakh, organisasi yang dianggap pemberontak oleh Baku menuturkan menghancurkan empat helikopter, 15 drone, dan 10 tank musuh.

Baca juga: Konflik Armenia-Azerbaijan: Latar Belakang dan Campur Tangan Negara Lain

Thomas de Waal, peneliti senior di Carnegie Europe di Twitter menuliskan baku tembak itu merupakan "perang skala kecil".

"Benar-benar kabar yang mengerikan," tulisnya. Kegelisahan juga menerpa Iosif Adamyan, pemilik hotel di Stepanakert, kota yang diduduki separatis.

Dia mengaku terbangun setelah mendengar deru tank yang melintasi jalanan, ledakan, serta suara tembakan. "Orang-orang tak senang. Planet ini sudah punya cukup banyak masalah," kata dia.

Ini merupakan gesekan terparah yang menerpa kawasan sengketa tersebut sejak 2016, di mana saat itu 110 orang tewas dalam pertempuran dua negara.

Sejumlah pihak di dunia pun memberikan reaksi beragam, di antaranya ada yang terang-terangan mendukung seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dia mengatakan dengan jelas dukungannya kepada Baku, seraya menyebut Armenia merupakan "batu sandungan terbesar dalam proses perdamaian".

Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan tanggapan meminta agar konflik berhenti, dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menawarkan perundingan.

Baca juga: Perang Armenia dan Azerbaijan Sedikitnya 16 Tentara Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com