Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama China "Heroes in Harm's Way" Picu Perdebatan soal Seksisme

Kompas.com - 24/09/2020, 11:09 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Sebuah drama yang sangat ditunggu-tunggu tentang Covid-19 mendapat kritik keras karena meremehkan peran perempuan selama epidemi di China.

"Heroes in Harm's Way" ditayangkan perdana di saluran TV andalan China, CCTV-1, pada 17 September.

Drama itu ditayangkan saat primetime dan dipromosikan menjadi drama TV pertama "berdasarkan kisah kehidupan nyata" tentang pekerja garis depan di kota Wuhan di China tengah, tempat wabah virus corona pertama dilaporkan.

Judul drama itu menyiratkan akan menyoroti kontribusi besar yang telah dibuat perempuan dalam perang epidemi di China. Perempuan merupakan mayoritas pekerja garis depan China.

Namun, tayangan perdana itu memicu perdebatan dan disorot di situs web mirip IMDB buatan China, Douban.

Kritikus film mencatat bahwa film itu mendapat skor yang memalukan yakni skor 2,4 dari 10, dan menerima banyak komentar kritis, terutama tentang penggambaran perempuan, sebelum akun kritikus-kritikus itu kemudian terkena suspend.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Presiden Duterte Kritik China di Sidang Umum PBB

Drama itu memiliki beberapa adegan yang bermasalah

Adegan-adegan problematis

Judul tayangan itu tampaknya dipilih karena, seperti yang dicatat oleh China Daily pada April, staf medis perempuan sering dipuji sebagai "Heroes in Harm's Way" (Pahlawan dalam situasi sulit).

Namun, dalam bahasa China, judul tayangan tersebut diterjemahkan secara lebih harfiah sebagai "Perempuan cantik yang melawan arus".

Hal itu mungkin dilihat kontroversial karena menyiratkan perempuan petugas medis di garis depan telah mengambil jalur yang jarang ditempuh atau bukan jalan yang umum.

Penonton tersinggung karena faktanya banyak karakter perempuan dalam drama itu yang tampak tunduk pada kolega laki-laki mereka.

Surat kabar nasional Global Times mencatat "salah satu adegan paling kontroversial" dalam drama itu adalah adegan seorang pengemudi perempuan yang sudah bercerai, yang diminta oleh teman-temannya untuk tidak mendaftar sebagai petugas pengangkut persediaan logistik ke garis depan, karena keluarganya sedang menunggu untuk menghabiskan Tahun Baru Imlek bersamanya.

Pengguna media sosial di mikroblog Sina Weibo merasa bahwa ini adalah penggambaran perempuan yang merendahkan, dan membuat perempuan terlihat enggan dan "menunda-nunda, serta harus meminta persetujuan suami ketika ingin pergi ke garis depan".

Pengguna bertanya apakah pertimbangan yang sama akan dimasukkan ke dalam plot, jika karakternya laki-laki.

South China Morning Post juga mencatat bahwa ada rasa frustrasi tentang gambaran perawat yang "lebih tertarik bergosip tentang dokter pria".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com