Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Mengecam China saat PBB Memperingatkan "Perang Dingin"

Kompas.com - 23/09/2020, 15:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan marah menyalahkan China atas pandemi virus corona dalam pidatonya pada Selasa (22/9/2020) di depan PBB, saat ketua PBB memperingatkan terhadap adanya "Perang Dingin" baru antara kedua negara berpengaruh di dunia tersebut.

Pada Sidang Umum yang diadakan hampir seluruhnya virtual karena Covid-19, Trump menyampaikan pidato dalam mode penuh kampanye pemilihan presiden, bahkan menggunakan istilah "virus China".

"Kita harus meminta pertanggungjawaban negara yang menyebarkan wabah ini (virus corona) di dunia, China," ujar Trump dalam pidatonya di Majelis Umum, di mana setiap negara diwakili oleh satu delegasi bermasker, seperti yang dilansir AFP pada Selasa (22/9/2020). 

Trump, yang menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan iklim Paris, menyerang China karena emisi karbonnya serta membuang plastik.

"Mereka yang menyerang catatan lingkungan luar biasa Amerika sambil mengabaikan polusi yang tidak terkendali di China, tidak tertarik pada lingkungan. Mereka hanya ingin menghukum Amerika. Dan saya tidak akan berdiam diri," kata Trump.

Trump memperbarui kritiknya terhadap peran China dalam penyakit pernapasan, yang beritanya ditekan ketika kasus pertama kali muncul akhir tahun lalu di Wuhan.

Baca juga: Palang Merah: Virus Corona Picu Diskriminasi di Asia

"Pemerintah China, dan Badan Kesehatan Dunia, yang secara virtual dikendalikan oleh China, secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia," kata Trump, merujuk pada pernyataan awal badan kesehatan PBB bahwa hal itu nanti direvisi.

Trump telah memberi tahu bahwa Amerika Serikat menarik diri dari WHO.

Washington telah menjadi penyumbang terbesar bagi WHO, yang telah menangani polio, malaria, dan penyakit lain di seluruh dunia

Para kritikus mengatakan Trump mencoba untuk menyalahkan penanganannya terhadap Covid-19 di Amerika Serikat, di mana hampir 200.000 orang telah meninggal, lebih banyak daripada di negara lain mana pun.

Sementara, saingannya dari Partai Demokrat pada pemilihan 3 November, Joe Biden, telah berjanji untuk mempertahankan Amerika Serikat di WHO jika dia menang.

Baca juga: Angka Kematian Akibat Virus Corona di AS Tembus 200.000

Fraktur Besar

Para pemimpin diminta untuk mengirim video beberapa hari sebelumnya untuk menghindari gangguan teknis, yang berarti Presiden China Xi Jinping tidak dapat memberikan tanggapan spontan jika dia mau, terhadap pidato Trump.

Namun, duta besar China untuk PBB, Zhang Jun, saat dia memperkenalkan pidato Xi, mengatakan bahwa Beijing "menolak klaim yang tidak berdasar" dari Trump.

Xi, dalam video pidato santun yang disampaikan di depan lukisan Tembok Besar China, memperingatkan dunia untuk tidak "mempolitisasi" perang melawan virus corona.

Xi mengatakan bahwa China akan menyumbangkan 15 juta dollar AS (Rp 222,5 miliar) lagi dalam penggalangan dana PBB untuk memerangi virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com