Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Venezuela, AS Akan Kerahkan Segala Cara Bebaskan 2 Warganya

Kompas.com - 07/05/2020, 08:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan segala cara untuk membebaskan 2 warganya yang ditahan Venezuela, karena diduga terlibat dalam upaya kudeta.

Keterangan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu (6/5/2020).

"Jika rezim Maduro memutuskan untuk menahan mereka, kami akan menggunakan segala cara yang kami miliki untuk membebaskannya," kata Pompeo dikutip dari AFP.

Baca juga: China: Menlu AS Tak Punya Bukti Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan

Ia juga mengulang bantahan Presiden Donald Trump atas keterlibatan AS, dengan berujar "Jika kami terlibat, itu akan berbeda."

Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berusaha dilengserkan AS dari kursi kepemimpinannya selama lebih dari setahun terakhir.

Pada Senin (4/5/2020), ia menunjukkan paspor 2 warga Amerika yang ditangkap itu, yang ia ungkap telah ditahan karena berupaya menjatuhkan kekuasaannya.

Baca juga: Tahan 2 Warga AS atas Upaya Kudeta, Presiden Venezuela Ibaratkan Main Rambo

Tidak diketahui secara pasti di mana kedua orang itu ditahan. Sementara itu para pejabat Venezuela sebelumnya mengatakan, mereka telah menggagalkan upaya pendaratan tentara bayaran di pantai dekat Caracas. Sebanyak 8 orang tewas dalam operasi itu.

Maduro menuding upaya kudeta ini ada kaitannya dengan Juan Guaido, pemimpin oposisi yang dianggap sebagai presiden interim Venezuela oleh AS dan sekitar 60 negara lainnya.

Para pejabat Venezuela mengatakan, Guaido memiliki kontrak senilai 212 juta dollar AS (Rp 3,2 triliun) dengan sebuah perusahaan keamanan berbasis di Florida, yang didirikan oleh mantan pasukan khusus AS Jordan Goudreau.

Baca juga: Venezuela Tahan 2 Warga AS atas Upaya Kudeta Presiden Nicolas Maduro

Goudreau secara terbuka mengatakan ia bekerja untuk menggulingkan pemerintahan Maduro.

Namun Guaido membantah kabar tentang kontrak itu, sedangkan Pompeo menolak berkomentar.

Dilansir dari Sky News Selasa (5/5/2020), Goudreau yang berbasis di Florida dan eks pasukan Baret Hijau mengatakan, kedua orang yang ditangkap itu adalah Luke Denman dan Aaron Berry.

Baca juga: Mantan Pasukan Khusus AS Kisahkan Pimpin Kudeta Gulingkan Presiden Venezuela

AFP mengabarkan, Departemen Luar Negeri AS sebelumnya menyebut keberadaan Maduro sebagai "melodrama", dan menuduhnya sengaja mengelak dari persoalan di negaranya.

Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab mengatakan, pasukan Venezuela telah menangkap 114 orang yang dicurigai dalam serangan, dan mereka sedang mencari 92 lainnya.

Lebih dari 25.000 tentara membantu memburu pemberontak lain yang beroperasi di negara itu, kata para pejabat.

Baca juga: Maduro Perintahkan Angkatan Bersenjata Venezuela Waspadai Serangan dari Kolombia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com