KOMPAS.com - Wabah virus corona rupanya telah menunjukkan sosok-sosok pemimpin dunia dengan segala macam latar belakang gaya memimpin mereka. Terutama, para pemimpin dunia yang berjenis kelamin perempuan.
Melansir The Guardian, menjadi perempuan bukan berarti membuat seseorang menjadi lebih baik dalam menangani virus corona.
Tetapi perempuan pada umumnya lebih baik untuk menjadi pemimpin. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa pemimpin dunia berjenis kelamin perempuan yang berhasil membawa negara mereka melalui cobaan wabah virus corona.
Baca juga: Trump Resmi Tangguhkan Dana untuk WHO di Tengah Wabah Covid-19
1. Angela Merkel, Kanselir Jerman
Dengan tenang dan sejak dini, Kanselir Jerman mengumumkan kepada rakyatnya bahwa virus corona berpotensi menginfeksi populasi sampai 70 persen.
"Ini (wabah) yang serius," ujar Merkel, "Berseriuslah."
Merkel berhasil menunjukkan pada rakyatnya bahwa dia serius melawan pandemi global itu. Dimulai dari uji coba virus pada rakyatnya yang dilakukan sejak awal wabah muncul.
Sampai mencontohkan kepada rakyat Jerman untuk tidak berperilaku panik saat berbelanja.
Merkel pernah memberikan contoh dengan hanya berbelanja sedikit gulungan tisu toilet dan minuman keras. Rakyatnya pun secara umum mengikuti petunjuk dan arahan Merkel.
Angka infeksi di Jerman diketahui paling rendah di antara negara-negara lain di Eropa, khususnya di negara tetangga Jerman.
Kemungkinan untuk membuka lockdown lebih cepat di negara itu pun besar.
Baca juga: Wabah Corona di Jerman, Kanselir Angela Merkel Optimis namun Berhati-hati
2. Tsai Ing-wen, Taiwan
Sosok Tsai Ingwen dikenal sebagai sosok tegas dan cepat. Pada Januari silam, ketika ada tanda pertama penyakit di Taiwan, Ing-wen memperkenalkan 124 tindakan untuk menghentikan penyebaran.
Dia melakukan tindakan itu tanpa perlu melakukan penguncian (lockdown) yang umumnya dilakukan negara lain.
Kini, dia mengirimkan bantuan sebanyak 10 juta masker untuk Amerika Serikat dan Eropa.
Tsai menurut CNN adalah salah satu pemimpin dunia yang merespons cepat terkait wabah virus corona.