Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimak Pengolahan Buah Kopi Hasil Panen dari Petani Kopi Puntang

Kompas.com - 30/07/2023, 15:03 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buah kopi siap panen ditandai dengan warna merah cerah. Itu sebabnya, hasil tanam ini disebut red cherry

Yoga, petani kopi puntang, menjelaskan bahwa red cherry arabika hanya bisa dipanen dalam satu tahun sekali.

"Panen kopi setiap tahun sekali, sekitar Juni-Juli, tetapi beda dengan kopi dari Sumatera," kata Yoga saat ditemui Kompas.com usai acara "Coffee Talk" di Food & Hotel Indonesia, Selasa (25/7/2023).

Tanaman kopi Yoga berada di Jawa Barat, sedangkan kopi-kopi di Sumatera umumnya dipanen setiap November hingga Februari.

Buah kopi yang dipetik akan dijemur selama rentang waktu tertentu. Durasi penjemurannya berbeda antara kopi komersial dan kopi specialty.

Buah kopi komersial hanya perlu dijemur selama empat jam.

Sementara itu, kopi specialty dihasilkan dari buah kopi yang dijemur dan diistirahatkan setidaknya selama tiga bulan.

Penjemuran dan penyimpanan kopi dilakukan di green house dengan suhu ruangan biasa. 

Kopi akan dicoba untuk mengetahui kualitas aroma dan rasanya setelah diistirahatkan, terutama kopi specialty.

Baca juga:

Ilustrasi biji kopi. PIXABAY/PIXEL2013 Ilustrasi biji kopi.

"Di dunia perkopian itu kita mengenal Q-Grader atau pencicip kopi. Kalau petani, biasanya tahu rasa dan aromanya," ujar Yoga.

Ia menggambarkan rasa kopi clean dan aroma fruitty yang paling umum ditemukan dari hasil panennya.

Biji kopi pun siap disangrai dan digiling untuk dijual ke kedai kopi. Diseduh dengan air panas hingga diberi tambahan bahan, seperti krimer atau susu.

Menurut Yoga, kopi puntang dikenal sebagai kopi paling mahal di Indonesia.

"Karena kami ingin mendapat image bahwa kopi harganya memang mahal," ungkap Yoga.

Harga kopi puntang yang dijualnya berkisar Rp 400.000 hingga Rp 1 juta per satu kilogram.

Yoga biasa memproses kopi puntang untuk domestik dan mancanegera dengan harga jual berbeda.

Rata-rata harga kopi puntang di dalam negeri dijualnya mulai Rp 200.000, sedangkan di luar negeri ia menjual kopi tersebut Rp 1 juta per kilogram.

"Teman-teman kita di dunia, sudah bisa menjual kopi seharga Rp 200 juta per kilogram dengan kopi yang sama. Indonesia harusnya bisa menjual dengan harga yang sama untuk kopi ekspornya," jelas Yoga.

Menurutnya, industri kopi perlu mengeksplor lebih jauh soal olahan kopi atau end product yang dinikmati oleh awam.

"Banyak orang umumnya hanya tahu bahwa kopi terasa asam, padahal kopi specialty bukan begitu," kata Yoga.

Kopi specialty di dunia memiliki rasa jelas. Kemasan kopi biasa mencantumkan rasa, seperti stroberi, yang benar didapat dari kopi tersebut, bukan perasa tambahan.

Harga kopi specialty impor pun sudah mencapai Rp 2,5-5 juta per kilogram, sedangkan kopi specialty Indonesia belum mencapai harga jutaan.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com