Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenang Gempol Legendaris di Yogyakarta, Sehari Olah 13 Kilogram Beras

Kompas.com - 19/11/2021, 11:11 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Jenang gempol merupakan sajian tradisional khas Yogyakarta yang berisi bubur sumsum gula merah serta gempol berkuah santan.

Rasa buburnya yang manis serta kuah santan dan gempolnya yang gurih pas dinikmati untuk sarapan. Sayangnya saat ini penjual jenang gempol di Yogyakarta tidak banyak.

Salah satu yang masih bertahan yaitu Jenang Gempol Bu Yah.

Baca juga:

Sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu

Saat ditemui Kompas.com, Dakiyah, pemilik Jenang Gempol Bu Yah mengatakan bahwa ia sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu. Bahkan sebelum Dakiyah menikah.

Namun Dakiyah sempat berhenti berjualan karena kecelakaan sehingga harus istirahat.

"Saya itu jualannya sudah sejak single, sudah lama banget. Tapi dulu jualannya tidak di sini, dulu pertama jualan di Pasar Serangan, Wirobrajan sana,” kata Dakiyah Kompas.com, Minggu (14/111/2021).

“Tapi sempat berhenti karena kecelakan, ditabrak becak. Itu berhentinya ya lama," tambahnya.

Ilustrasi Dakiyah, pemilik Jenang Gempol Bu Yah yang ada di Pasar Pujokusuman Yogyakarta. KOMPAS.com/ Lea Lyliana Ilustrasi Dakiyah, pemilik Jenang Gempol Bu Yah yang ada di Pasar Pujokusuman Yogyakarta.

Setelah berhenti cukup lama, Dakiyah mulai berjualan kembali saat anaknya sudah masuk TK. Namun tempat berjualannya tidak lagi di Pasar Serangan, melainkan di Pasar Pujokusuman.

"Anakku masuk TK itu umur lima ya, itu berarti tahun berapa ya, sekitar tahun 2008 ya berarti, nah itu baru saya jualan lagi,” tutur Dakiyah.

Ketrampilan membuat jenang gempol, Dakiyah dapatkan dari ibunya. Sebab, sebelum Dakiyah berjualan, ibu dan kakaknya sudah lebih dulu membuka usaha jenang gempol di pasar.

"Memang dari ibu sama kakak dulu jualan jenang gempol. Terus sekarang sudah enggak jualan, gantian saya," papar Dakiyah.

Baca juga:

Karena menggunakan resep keluarga, Dakiyah berusaha menjaga kualitas jenang gempolnya. Hal ini dilakukannya dengan menggunakan jenis beras khusus untuk bahan gempol maupun jenangnya.

Bisa olah 13 kilogram beras setiap hari

Dalam sehari Dakiyah bisa menghabiskan sekitar 13 kilogram beras untuk membuat gempol dan jenang. Kendati demikian, sebetulnya penjualannya saat ini menurun.

Sebelumnya, Dakiyah bahkan bisa menghabiskan 25 kilogram beras dalam sehari.

"Dulu itu saya bikinnya bisa 25 kilo sehari, sekarang cuma 13 kilogram. Kemarin itu sempat masukInstagram terus ramai juga, alhamdulillah," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com