KOMPAS.com - Pizza bisa dijumpai hampir di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, pizza dijual dari versi home-made hingga restoran.
Di balik rasa nikmat yang bisa kita rasakan, ada kisah tentang bagaimana pizza bisa berkembang dan populer.
Baca juga: Bedanya Pizza Italia dengan Amerika, Lihat Ketebalan Rotinya
Melansir History Today, makanan menyerupai pizza konon telah dimakan sejak berabad-abad lalu.
Di zaman kuno, ada potongan roti pipih dengan taburan gurih.
Biasanya disajikan sebagai makanan sederhana dan lezat bagi mereka yang tidak mampu membeli piring. Bisa juga untuk orang yang sedang dalam perjalanan.
Jenis pizza tersebut muncul di puisi Aeneid karya Virgil, penyair Romawi kuno pada era Augustan.
Dalam puisi tersebut menceritakan perjalanan seorang pahlawan Trojan dalam mitologi Yunani bernama Aeneas. Ia dan anak buahnya sedang istirahat ketika menempuh suatu perjalanan.
Mereka makan roti gandum tipis, ditambah jamur dan tumbuhan hutan yang diletakkan di atas roti tersebut. Roti gandum dan taburannya habis mereka makan.
Melihat hal tersebut, anak Aeneas bernama Ascanius, mengeluarkan celetukan. Ia berkata bahwa mereka sampai makan piring. Piring yang dimaksud adalah roti gandum.
Identik dengan kemiskinan
Kemudian pada akhir abad ke-18 pizza seperti yang kita kenal sekarang muncul di Napoli, Eropa. Saat itu Napoli merupakan salah satu kota terbesar di Eropa.
Di waktu yang sama, populasi penduduk Napoli meningkat. Hal tersebut mengakibatkan banyak penduduk yang jatuh miskin.
Para penduduk yang jatuh miskin harus bertahan hidup dengan makanan murah. Pizza dianggap sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka.
Baca juga: Resep Pizza Teflon Simple, Bisa Dibikin Bareng Anak
Pada saat itu pizza dijual oleh pedagang kaki lima. Pizza dijual dalam bentuk potongan-potongan kecil, jumlahnya bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli.
Pizza juga diberi topping sederhana yaitu bawang putih, lemak babi, dan garam. Topping ini disesuaikan dengan harganya yang murah.