Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Borobudur Writers and Cultural Festival 2022, Rayakan Durga di Jawa hingga India

Kompas.com - 17/11/2022, 20:42 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kembali hadir dengan tema baru. Tahun 2022, BWCF ke-11 yang dilaksanakan secara daring pada 24-27 November akan mengangkat pemikiran almarhum Prof. Hariani Santiko, seorang arkeolog penting di Indonesia.

BWCF merupakan perhelatan untuk mengkaji ulang pemikiran-pemikiran penting para cendikia yang telah melakukan kajian serius dan ilmiah terhadap sejarah dan budaya nusantara kuno. Menjadi wahana pertemuan bagi para penulis baik fiksi maupun non fiksi, para pekerja kreatif, aktivis budaya, dan keagamaan lintas iman.

Baca juga: Generasi Muda Kampung Yoboi Jayapura Gelar Festival Ulat Sagu

Pada tiap tahunnya, BWCF berusaha menyajikan tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang para hadirin untuk menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi nusantara.

Kajian-kajian arkeologi yang dilakukan oleh Hariani Santiko di Universitas Indonesia sangat dalam karena beliau menguasai bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Pun mengabdi di jurusan arkeologi UI dan mengajar arkeologi klasik Hindu-Buddha.

BWCF meyakini, tema Durga menjadi titik tolak perayaan seni kontemporer Asia Tenggara sehingga merayakan disertasi Hariani Santiko setahun sesudah wafatnya adalah hal penting.

Diharapkan dengan adanya forum ini di BWCF, pemikiran-pemikiran tua yang tadinya terlupakan dapat terangkat kembali.

Ide-ide yang ada pun dapat menjadi inspirasi segar bagi kalangan akademisi, pelaku sastra kontemporer, sampai pekerja seni kontemporer.

Mewujudkan tema besar tersebut, tahun ini BWCF mengundang banyak peneliti Bali yang meneliti Durga.

Baca juga: Naik Candi Borobudur Bakal Wajib Pakai Upanat, Apa Itu?

Salah satunya ialah keynote speaker festival Ni Wayan Pasek Ariati yang merampungkan studi doktoralnya di Charles Darwin University, Australia dengan disertasi mengenai Durga dan dibukukan dengan judul “Journey of the Goddes Durga: India, Java and Bali”.

Turut hadir pembicara lain dari Bali yakni Dr. I Wayan Budi Utama, Dr. Komang Indra Wirawan, Dr. Wayan Jarrah sastrawan, Ida Bagus Made Baskara sampai I Gde Agus Darma Putra yang akan membicarakan Durga di Bali dengan rentang jangkauan tema yang luas.

Mulai dari pembahasan prasasti di Bali yang menyebut Durga, kultus Shakti Siwa di pura-pura Bali, sampai pembicaraan tentang rajah yang berkenaan dengan Durga.

Tidak hanya para arkeolog dan filolog dari Jawa dan Bali yang akan tampil di Festival daring BWCF kali ini.

Terdapat pula peneliti Durga dari India, Itali, Jerman, Perancis, Inggris, Amerika, Australia. Para peneliti akan membahas Durga dari sudut disiplin dan kajiannya masing-masing.

Salah satunya seperti penulis buku “Durga’s Mosque: Cosmology, Conversion and Community in Central Javanese Islam” Dr Stephen C. Headle yang akan membicarakan bagaimana sisa-sisa pemujaan Durga di masa lampau di Jawa Kuno masih meresap sampai sekarang tanpa disadari pada ritual-ritual tradisi Jawa sehari-hari di keraton dan pedesaan Jawa.

Pembicara lain seperti Dr Bihani Sarkar dari India akan membicarakan kultus Durga di India kuno. Juga dari India terdapat Prof Tapati Guha-Thakurta yang akan membahas kultus Durga atau Durga Puja di Kalkuta di era modern ini.

Baca juga: Disdik Jabar Rencanakan Festival Pakaian Adat bagi Siswa

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com