Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Tak Perlu Bingung, Ini Hal Penting dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

Kompas.com - 22/02/2022, 09:47 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berbagai studi nasional dan internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Krisis ini menjadikan pendidikan Indonesia semakin tertinggal dan mengalami kehilangan pembelajaran (learning loss).Terlebih, saat pandemi Covid-19 melanda.

Untuk mengatasi krisis tersebut, Indonesia memerlukan perubahan secara sistematis. Salah satunya melalui Kurikulum Merdeka yang baru diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada Jumat (11/2/2022).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Kurikulum Merdeka dirancang lebih sederhana dan fleksibel. Selain itu, kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan membuat siswa lebih aktif.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Bebaskan Guru Berkreasi Membuat Bahan Ajar

“Jenis-jenis aktivitas yang ada dalam kurikulum ini lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis proyek atau project base learning (PJBL),” ujar Nadiem dalam episode ke-15 Merdeka Belajar yang disiarkan di kanal Youtube Kemendikbud Ristek, Jumat.

Dengan sistem tersebut, pembelajaran yang inklusif akan tercipta. Sebab, Kurikulum Merdeka tidak hanya terpaku dengan kegiatan intrakurikuler, tetapi juga proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan ekstrakurikuler.

Penerapan penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka

Dirangkum dari Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek, proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan sebuah pendekatan pembelajaran melalui proyek dengan sasaran utama mencapai dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Adapun dimensi Profil Pelajar Pancasila terdiri atas karakter dan kompetensi dasar yang perlu dikembangkan satuan pendidikan atau sekolah untuk peserta didik. Terdapat enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif.

Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih para siswa untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, secara otomatis siswa mampu menerima dan menghargai perbedaan, baik sosial, budaya, agama, maupun suku bangsa.

Baca juga: Ini 3 Keunggulan Kurikulum Merdeka bagi Sekolah, Guru, dan Murid, Apa Saja?

Di satuan pendidikan, penguatan Profil Pelajar Pancasila perlu dikembangkan melalui berbagai strategi yang saling melengkapi dan menguatkan, yaitu budaya satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan kokurikuler berupa pembelajaran melalui proyek.

Dengan demikian, proyek tersebut bukan satu-satunya metode pembelajaran, melainkan bagian dari penguatan upaya mengembangkan Profil Pelajar Pancasila.

Maka dari itu, alokasi jam pelajaran pada Kurikulum Merdeka dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran yang disampaikan secara reguler atau mingguan.

Tidak ada perubahan pada alokasi jam pelajaran siswa dalam Kurikulum Merdeka. Hanya saja, terdapat penyesuaian dalam pengaturan mata pelajaran.

Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada Kurikulum Merdeka dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran, yakni intrakurikuler dan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai dengan karakteristik sekolah tersebut. Selain itu, Kemendikbud Ristek juga memberikan kewenangan kepada satuan pendidikan atau pemerintah daerah (Pemda) dalam menambah muatan lokal (mulok) secara fleksibel.

Baca juga: Kurikulum Merdeka dan Kemerdekaan dalam Supervisi

Pembelajaran mulok dapat dilakukan melalui tiga metode. Pertama, mengintegrasikan mulok ke dalam mata pelajaran lain. Kedua, mengintegrasikan mulok ke dalam tema proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com