Dikutip dari Middle East Eye, Senin, Netzah Yehuda memicu kemarahan internasional setelah menahan dan menyiksa seorang warga Amerika keturunan Palestina pada Januari 2022.
Omar Muhammad Assad (80) dinyatakan meninggal karena serangan jantung menyusul penahanan yang kejam di tangan pasukan Netzah Yehuda.
Menurut saksi mata, Assad ditinggalkan dalam posisi tengkurap oleh tentara Israel yang akan berangkat.
Dia kemudian ditemukan di pinggir jalan dan dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung.
Kematian Assad memicu seruan penyelidikan oleh anggota kongres dari Wisconsin, Amerika Serikat, tempat Assad tinggal selama beberapa dekade.
Sebelum kejadian tersebut, unit militer ini juga tercatat memiliki sejarah panjang dalam melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Salah satunya pada Oktober 2021, empat tentara dari unit tersebut ditahan atas dugaan pemukulan dan pelecehan seksual terhadap seorang tahanan Palestina.
Pada Juni 2015, seorang tentara Netzah Yehuda menembak seorang warga Palestina yang tidak bersenjata di kota Silwad, sebelah utara Ramallah.
Tentara Israel mengeklaim, warga Palestina telah melemparkan bom molotov ke arah tentara, tetapi rekaman video tidak menunjukkan ancaman seperti itu.
Pada bulan yang sama, muncul laporan bahwa setidaknya lima tentara dari unit ini melakukan penyerangan fisik dan penahanan sewenang-wenang terhadap Shadi al-Ghobaishi, seorang warga sipil Palestina dari kamp pengungsi Jalazone di Ramallah.
Ghobaishi dilaporkan mendekati tentara, meminta mereka berhenti menembakkan gas air mata dan membunyikan granat di dekat rumahnya karena membuat anak-anaknya takut.
Dua insiden terpisah pada Oktober 2015, warga Palestina yang ditahan oleh Netzah Yehuda di Jenin dan Tulkarm turut dilaporkan mengalami kekerasan fisik.
Beberapa bulan kemudian, seorang tentara pelaku kekerasan dan tiga orang lain yang terlibat dalam insiden tersebut dijatuhi hukuman antara tujuh hingga sembilan bulan penjara.
Maju ke Agustus 2016, seorang tentara Israel yang tergabung dalam unit tersebut menembak dan membunuh pria Palestina, Iyad Zakariya Hamed, di dekat Silwad.
Militer menuduh Hamed memberikan ancaman, sebelum kemudian mencabut klaim tersebut. Kendati demikian, tidak ada penuntutan sehubungan dengan kasus ini.
Pada Desember 2018, tentara Netzah Yehuda dilaporkan menembak dan membunuh warga bernama Qassem Abbasi (17) di lingkungan Silwan di Yerusalem Timur.
Tentara awalnya menuduh Abbasi berusaha menabrak mereka, tetapi kemudian mengonfirmasi bahwa remaja tersebut tidak menimbulkan ancaman.
Saat penyelidikan digencarkan atas insiden tersebut, kasus tersebut kemudian ditutup tanpa dakwaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.