Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Kilatan Petir di Puncak Gunung Ruang Saat Meletus, Ini Kata PVMBG

Kompas.com - 18/04/2024, 16:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial Instagram diramaikan dengan video kemunculan petir di puncak Gunung Ruang saat meletus.

Gunung yang terletak di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara tersebut pertama kali erupsi secara eksplosif pada Selasa (16/4/2024) pukul 21.45 Wita.

Salah satu akun yang mengunggah video kemunculan petir di puncak Gunung Ruang saat letusan terjadi adalah @undercover.id pada Rabu (17/4/2024).

Dalam video yang beredar, petir tampak menyambar-nyambar ke arah atas dan bawah, tepat di tengah kolom abu yang membubung ke angkasa.

Puncak Gunung Ruang pun terlihat menyala benderang akibat lontaran material vulkanik dan kilatan petir tersebut.

"Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 828 warga dievakuasi imbas Gunung Api Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam," tulis pengunggah dalam keterangan video.

Baca juga: Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Lantas, bagaimana bisa muncul petir di puncak Gunung Ruang saat letusan terjadi?

Penjelasan PVMBG

Kepala Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari, buka suara soal kemunculan petir di puncak Gunung Ruang ketika meletus.

Ia menjelaskan, fenomena tersebut merupakan petir vulkanik yang tidak disebabkan oleh faktor klimatologi atau iklim.

"Ini merupakan sebuah manifestasi yang mana ketika petir ini keluar berupa pelepasan muatan listrik yang disebabkan oleh adanya proses erupsi," ujar Heruningtyas ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (18/9/2024).

Heruningtyas mengatakan bahwa munculnya petir vulkanik berbeda dengan petir yang terjadi sebelum hujan turun.

Petir yang terjadi karena faktor klimatologi dapat dilihat secara visual di langit yang mendung lalu disusul dengan hujan, sementara petir vulkanik muncul di area kolom erupsi.

Petir vulkanik, lanjut Heruningtyas, dapat terjadi di beberapa gunung berapi, salah satunya Gunung Marapi yang meletus pada 2023.

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Muncul listrik statis

Heruningtyas menerangkan, munculnya petir vulkanik menghasilkan listrik statis yang biasa terjadi dari dalam kolom letusan.

Hal tersebut dapat dialami oleh gunung berapi yang mempunyai tipe letusan eksplosif.

"Itu biasanya dia (gunung berapi) mengandung muatan listrik yang menghasilkan petir," kata Heruningtyas.

Saat Gunung Ruang meletus pada Rabu, Heruningtyas menyampaikan, erupsi dibarengi dengan hujan abu, pasir, dan air.

Hujan air terjadi beberapa jam setelah Gunung Ruang meletus, tepatnya pukul 02.00 Wita hingga pagi hari.

Baca juga: PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Petir vulkanik tidak merambat

Heruningtyas menjelaskan, kemunculan petir vulkanik berada di area atau sekitar kolom erupsi.

Sehingga, petir vulkanik tidak merambat seperti petir yang terjadi karena faktor klimatologi.

Meski begitu, PVMBG tetap memberikan rekomendasi supaya dilakukan pengosongan pada radius aman.

"Adanya pengosongan pada radius aman itu salah satunya juga dari faktor yang bisa menjadi susulan, salah satunya adalah adanya petir yang terjadi ketika erupsi eksplosif di gunung api itu," pungkas Heruningtyas.

Baca juga: Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com