Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Makan Opor Ayam dan Rendang yang Terlalu Sering Dipanaskan

Kompas.com - 11/04/2024, 07:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Opor ayam dan rendang menjadi hidangan khas Lebaran. Dua makanan olahan santan ini kerap disantap di saat momen Idul Fitri.

Biasanya, umat Islam akan memasak opor ayam dan rendang dalam jumlah banyak. Jika tidak habis, makanan itu akan dipanaskan kembali sebelum disantap.

Dengan begitu, opor ayam hingga rendang tidak mudah basi.

Namun, opor ayam dan rendang yang terlalu sering dipanaskan ternyata bisa menimbulkan efek samping yang buruk bagi kesehatan.

Lantas, apa efek samping makan opor ayam dan rendang yang terlalu sering dipanaskan?

Baca juga: Cara Menyimpan Opor Ayam Lebaran agar Tahan Lama

Efek samping makan opor ayam yang terlalu sering dipanaskan

Olahan opor ayam dan rendang mengandung santan yang termasuk ke dalam kategori lemak baik.

Santan mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar tubuh.

Namun, jika olahan santan terlalu sering dipanaskan, lemak pada santan akan berubah menjadi lemak jenuh.

Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan Inge Permadhi mengatakan, olahan santan yang dipanaskan berulang kali dapat mengakibatkan peningkatan kadar kolesterol jahat.

"Peningkatan kadar kolesterol jahat itu terjadi lantaran timbulnya lapisan lemak di dalam olahan santan. Lemak jenis inilah yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL)," ujar dia, dilansir dari Kompas.com (2/5/2022).

Tingginya kadar kolesterol jahat di dalam tubuh memiliki efek samping yang buruk bagi kesehatan karena memicu terjadinya penyumbatan pembuluh darah hingga penyakit jantung.

Selain meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, memanaskan opor ayam dan rendang berulang kali juga mengurangi nilai gizi yang terkandung dalam hidangan tersebut.

Pakar gizi Institute Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan menyampaikan, makanan bersantan yang dipanaskan berkali-kali akan kehilangan kandungan nutrisinya.

"Tentu saja proses pemanasan bahan makanan bersantan pastilah akan menyebabkan susut gizi," kata dia, masih dari sumber yang sama.

Penurunan kandungan gizi itu terjadi karena beberapa vitamin di dalam makanan bersantan mudah larut dalam air. Sebagai contoh, vitamin B dan vitamin C.

Akibatnya, vitamin dalam hidangan bersantan itu akan rusak ketika dipanaskan berulang kali.

Baca juga: Cara Memasak Opor Ayam agar Tidak Cepat Basi

Batas maksimal memanaskan opor ayam dan rendang

Dilansir dari Kompas.com, makanan bersantan sebaiknya dihangatkan satu kali saja.

Muslim bisa menghangatkan hidangan opor ayam pada pagi hari saat hari raya Idul Fitri setelah hidangan itu dibuat semalams ebelumnya.

Misalnya, opor ayam dan rendang dimasa pada malam Lebaran, tunggu hingga benar-benar dingin dan pindahkan ke wadah yang tertutup. Selanjutnya masukkan ke dalam kulkas.

Keesokan harinya, panaskan kembali opor ayam tersebut. Pastikan, masakan tersebut dipanaskan ketika sudah ditaruh lebih dulu di suhu ruang.

Jangan terlalu lama dipanaskan agar santan tidak pecah dan rusak.

Di sisi lain, untuk menghindari bahaya santan bagi kesehatan tubuh, olahan bersantan seperti opot ayam dan rendang hanya boleh dipanaskan maksimal tiga kali.

Baca juga: Resep Opor Ayam Bumbu Kuning hingga Putih untuk Sajian Lebaran

Tips memanaskan makanan bersantan

Berikut tips memanaskan makanan bersantan agar tidak mengubah kualitas olahan tersebut:

1. Hangatkan panci terlebih dahulu

Sebelum memanaskan hidangan bersantan, sebaiknya panaskan panci yang akan digunakan.

Caranya, letakkan panci dalam keadaan kosong di atas api.

Apabila panci terasa hangat, masukkan makanan bersantan yang akan dipanaskan. Dengan begitu makanan bersantan akan lumer secara perlahan.

2. Masak dengan api kecil

Saat memanaskan makanan bersantan, pastikan gunakan api kecil.

Sebab, jika dimasak dengan api yang terlalu besar, santan akan cepat matang dan rentan pecah.

Oleh karena itu, penting untuk mengecilkan api kompor saat memanaskan makanan bersantan.

Baca juga: Opor Ayam Tidak Boleh Dipanaskan Berulang Kali, Ini Alasannya...

3. Aduk saat dipanaskan

Selama memanaskan, makanan bersantan sebaiknya diaduk secara perlahan.

Hal tersebut bertujuan agar santan tidak pecah.

Selain proses memanaskan, cara menyimpan makanan bersantan yang tidak tepat juga penting untuk menjaga kualitas makanan tersebut.

Diamkan makanan bersantan di suhu ruang sebelum disimpan ke dalam lemari pendingin.

Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang tidak stabil sehingga dapat membuat santan menjadi cepat rusak.

(Sumber: Alinda Hardiantoro, Diva Lufiana Putri | Editor: Sari Hardiyanto, Inten Esti Pratiwi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com