Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pilu TKI Sukabumi yang Sakit di Jepang, Belum Bekerja dan Harus Bayar Pengobatan Rp 50 Juta

Kompas.com - 10/04/2024, 06:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Donasi ke Intan

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Agus Sumadi (@agus_sumadi31)

Agus menyatakan, dia bersama warga Indonesia lain yang ada di Jepang lalu berinisiatif mengadakan donasi untuk biaya pengobatan Intan.

Menurutnya, Intan saat ini hanya bisa berbaring di kasur akibat luka usai operasi. Meski begitu, dia perlahan mulai pulih.

"Habis periksa di rumah sakit. Mulai baik kondisinya. Intan sudah bisa makan agak kasar walaupun perutnya masih diperban," katanya.

Untuk membantu Intan, Agus membuka donasi biaya pengobatan melalui media sosial.

Menurutnya, mulai banyak orang dari berbagai komunitas dan perkumpulan masyarakat di Indonesia yang ikut menyumbang.

Dia menargetkan dan mengusahakan biaya pengobatan Intan di rumah sakit dapat dibayarkan pada 20 April 2024. Ini lebih cepat dari batas waktu 22 April 2024 dari rumah sakit.

Tak hanya biaya berobat, Agus berencana mengumpulkan dana bagi Intan untuk membiayai masa pemulihannya selama 2-3 bulan ke depan.

Menurutnya, visa Intan akan kedaluwarsa pada Mei 2024. Oleh karena itu, dia akan meminta Intan bersedia pulang ke Indonesia. Uang sumbangan itu nantinya dapat menjadi biaya hidupnya di Tanah Air.

"Target utamanya membayar biaya rumah sakit. Kalau dapat sumbangan lebih ya dikasih semua," katanya.

Agus menyatakan, publik merespons baik usaha yang dilakukan untuk membantu Intan. Tak hanya berdonasi, dia juga mengajak warga Indonesia di sana untuk membantu dan mengunjungi Intan secara berkala.

Baca juga: 2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

Kemenlu turun tangan

Sementara itu, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyatakan pihaknya telah mengetahui peristiwa yang menimpa Intan di Oita, Jepang.

"Kemlu telah berkoordinasi dengan KBRI Tokyo mengenai informasi seorang WNI atas nama saudari IS yang menderita sakit di Prefektur Oita, Jepang," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (9/4/2024).

Judha menyatakan, Kemenlu melalui KBRI Tokyo telah menindaklanjuti informasi tersebut dan menjalin komunikasi dengan Intan.

Kepada KBRI Tokyo, Intan mengaku merasakan sakit perut pada Maret 2024. Dia lalu harus mendapat tindakan operasi.

Sayangnya, biaya rumah sakit tempat perawatan Intan menjadi tanggungan pribadi. Ini karena pihak perusahaan belum mengurus asuransi kesehatan bagi perempuan asal Sukabumi itu.

"Sebagai langkah pelindungan awal, KBRI Tokyo telah mengirimkan bahan bantuan makanan dan berkoordinasi dengan simpul masyarakat WNI di Oita guna membantu saudari IS," katanya.

Sebagai catatan, jarak antara Tokyo ke Prefektur Oita sekitar 1.100 km.

Judha melanjutkan, KBRI Tokyo akan berkomunikasi dengan pihak perusahaan penyalur pemagang asal Indonesia yakni Kumiai dan pihak yang memberangkatkan Intan ke Jepang.

"Untuk pemenuhan hak-hak saudari IS sesuai ketentuan yang berlaku," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com