Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berpuasa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.com - 11/03/2024, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Manfaat puasa bagi kesehatan tubuh

Dikutip dari Al Jazeera, para ahli menemukan, membatasi asupan makanan di siang hari dapat mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan obesitas.

Tidak mengonsumsi apa pun selama beberapa waktu juga memicu tubuh untuk lebih berkonsentrasi membuang racun.

Sebab, puasa memberikan jatah libur bagi sistem pencernaan untuk mencerna makanan dan minuman yang masuk.

Berikut manfaat berpuasa bagi tubuh, seperti dilansir laman Healthline:

1. Gula darah terkontrol

Seseorang yang berpuasa akan merasakan peningkatan pengendalian gula darah, yang bermanfaat bagi penderita diabetes dan pradiabetes.

Sebuah studi pada 2023 terhadap 209 orang menemukan, rutin berpuasa tiga hari per minggu dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 karena meningkatkan sensitivitas insulin.

Saat tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh, resistensi insulin akan berkurang, sehingga sensitivitas tubuh terhadap hormon ini akan meningkat.

Insulin pun dapat mengangkut glukosa atau gula dari aliran darah ke sel dengan lebih efisien, yang berimbas pada kadar gula darah lebih terkontrol.

2. Peradangan berkurang

Peradangan adalah proses alami untuk melawan infeksi dalam tubuh. Namun, peradangan kronis dapat memicu penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, kanker, dan rheumatoid arthritis.

Beberapa penelitian menemukan, puasa dapat membantu mengurangi tingkat peradangan dan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Manfaat tersebut disebabkan puasa secara signifikan membantu menurunkan kadar protein C-reaktif, yang merupakan penanda peradangan.

Tak hanya itu, sebuah studi kecil mengungkapkan, rutin berpuasa selama satu tahun lebih efektif menurunkan tingkat peradangan dan mengurangi faktor risiko penyakit jantung tertentu.

3. Jantung dan pembuluh darah lebih sehat

Berpuasa selama durasi tertentu berpotensi meningkatkan kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah, trigliserida, serta kadar kolesterol.

Sebuah tinjauan menemukan, rutin berpuasa menurunkan kadar kolesterol total dan beberapa faktor risiko penyakit jantung pada orang yang kelebihan berat badan.

Praktik menahan makan selama waktu tertentu ini juga secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah sekaligus kadar trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol jahat (LDL).

Baca juga: Daftar Negara Durasi Puasa Terpanjang di Dunia, Ada yang Hampir 18 Jam

4. Fungsi otak meningkat

Ilustrasi makan berbuka setelah puasa. Rutin berpuasa membantu meningkatkan fungsi otak. Ilustrasi makan berbuka setelah puasa. Rutin berpuasa membantu meningkatkan fungsi otak.

Meskipun penelitian sebagian besar terbatas pada hewan, beberapa studi ilmiah menemukan bahwa puasa dapat memberikan efek yang kuat pada kesehatan otak.

Penelitian pada 2018 dan 2021 misalnya, melaporkan bahwa puasa dapat melindungi kesehatan otak dan meningkatkan produksi sel saraf untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif.

Lantaran membantu meredakan peradangan, puasa juga berpotensi mencegah gangguan neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.

5. Berat badan turun

Berpuasa turut mendukung penurunan berat badan karena asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih terbatas.

Secara teoritis, tidak mengonsumsi makanan dan minuman tertentu akan menurunkan asupan kalori. Hal ini berdampak pada peningkatan penurunan berat badan seiring berjalannya waktu.

Bahkan, sebuah ulasan pada 2015 menunjukkan, puasa sepanjang hari dapat menurunkan berat badan hingga 9 persen.

Ulasan yang sama juga melaporkan, berpuasa selama 12–24 minggu membantu menurunkan lemak tubuh secara signifikan.

6. Memperpanjang umur panjang

Berpuasa dalam waktu tertentu dikaitkan dengan potensi memperpanjang umur seseorang.

Manfaat puasa itu salah satunya dilaporkan oleh studi pada 2021 yang menganalisis efek puasa berkala pada usus manusia.

Hasilnya, puasa meningkatkan keragaman bakteri bermanfaat dalam usus, termasuk spesies Christensenella, yang terkait dengan umur panjang.

Para peneliti juga mencatat peningkatan sirtuin, protein yang terlibat dalam regulasi metabolisme yang juga berhubungan dengan umur panjang.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana puasa dapat berdampak pada umur panjang dan penuaan manusia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Tips Mengurangi Bau Mulut Saat Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com