Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Pemurnian Darah Marak di China, Diklaim Bisa Perpanjang Umur dan Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 22/02/2024, 12:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Meski beberapa orang mengeklaim pemurnian darah bermanfaat untuk tubuh, mereka yang ingin menjalani prosedur ini harus "merogoh kocek" yang banyak.

Klinik bedah kosmetik dan rumah sakit swasta di daerah metropolitan China yang menawarkan pemurnian darah, mematok biaya sekitar 450-7.450 dollar AS atau sekitar Rp 7-116 juta.

Salah satu rumah sakit bedah kosmetik di kota Nanjing, bagian timur China mempromosikan prosedur tersebut sebagai perawatan antipenuaan.

Baca juga: Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Dihindari Sesuai Golongan Darah

Kekhawatiran atas tren pemurnian darah di China

Di balik popularitasnya yang tengah melejit, pemurnian darah di China memantik kekhawatiran dari kalangan dokter.

Seorang ahli bedah kosmetik di Beijing Hospital of Integrated Traditional Chinese and Western Medicine, Chen Xiaofang menyatakan, pemurnian darah tidak akan diterima di rumah sakitnya.

Ia menjelaskan, terapi pemurnian darah menggunakan ozon justru dapat merusak integritas struktural sel-sel tubuh.

"Kami tidak pernah menawarkan prosedur seperti tersebut. Hal ini menimbulkan bahaya bagi kesehatan masyarakat. Ozon tidak boleh digunakan untuk prosedur kosmetik standar," terang Chen.

Sementara itu, Wakil Kepala Plastic Surgery Hospital Chinese Academy of Medical Sciences, Luan Jie menyampaikan keamanan pemurnian darah perlu dipertanyakan.

Menurutnya, prosedur tersebut tidak memiliki bukti ilmiah bahwa dapat memperpanjang usia atau membuat awet muda.

"Terapi darah yang paling efektif yang dikenal dalam dunia kedokteran adalah dialisis. Pada kasus gagal ginjal, dialisis digunakan untuk menyaring racun dari darah yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal. Ini adalah bentuk detoksifikasi darah yang sebenarnya," jelas Luan.

Baca juga: Studi Ungkap Golongan Darah Ini Berisiko Terkena Serangan Jantung, Siapa Saja Mereka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com