Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Dilupakan, Siapa Bapak Republik Indonesia?

Kompas.com - 22/02/2024, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Profil dan sosok Tan Malaka

Tan Malaka merupakan pahlawan yang lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Sumatera Barat, dengan nama lengkap Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka.

Nama Tan Malaka adalah nama semi-bangsawan yang diperoleh dari sang ibu, Sinah Simabur. Sementara itu, ayah Tan Malaka bernama Rasad Caniago, yang juga masih berdarah bangsawan.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/9/2023), orangtua Tan Malaka bekerja sebagai pegawai pertanian Hindia Belanda.

Semasa kecil, Tan Malaka menjalani pendidikan sekolah rendah. Pada 1908-1913, dia melanjutkan pendidikan di sekolah guru pribumi atau Inlandsche Kweekschool voor Onderwijzers di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Setelah lulus, Tan Malaka mendapatkan rekomendasi dari gurunya, GH Horensma, untuk meneruskan studi ke Belanda.

Saat berusia 17 tahun, Tan Malaka pun berangkat ke Belanda untuk menempuh studi di Sekolah Pendidikan Guru Pemerintah (Rijksk Weekschool).

Selama menempuh pendidikan di Belanda, Tan Malaka mulai berkenalan dengan gagasan-gagasan revolusioner dan pergerakan sosialis.

Pendidikannya di Eropa pun membuka wawasan luas tentang konflik kelas, kolonialisme, dan keadilan sosial.

Hingga pada 1913, Tan Malaka bergabung dengan Indische Vereeniging, sebuah organisasi pergerakan mahasiswa yang berjuang melawan penindasan kolonial.

Pada saat itulah, dia mulai mengembangkan pandangannya tentang nasionalisme dan keadilan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 2 Juni 1897, Kelahiran Tan Malaka

Peran dalam pergerakan kemerdekaan

Tan Malaka memainkan peran penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dia merupakan salah satu pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1920-an yang kemudian menjadi bagian integral dari perjuangan melawan kolonialisme.

Namun, perbedaan pandangan dengan pimpinan PKI mengakibatkan pengasingan Tan Malaka dari partai tersebut.

Tan Malaka menentang pemberontakan PKI pada 1926. Dia pun disalahkan oleh para pendukungnya karena pemberontakan itu gagal.

Setelah tersisih dari PKI, Tan kemudian mengerahkan sebuah kelompok di Bangkok, Thailand yang disebut Partai Republik Indonesia (PARI).

Partai ini bertujuan mengembangkan kader bawah tanah yang akan bekerja di Indonesia. Sosoknya baru kembali ke Jawa pada 1944, saat masa pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II.

Tan Malaka juga merupakan seorang penulis produktif yang banyak menulis tentang nasionalisme, sosialisme, dan kemerdekaan.

Selain Naar de Republiek Indonesia, salah satu karyanya yang terkenal adalah Madilog yang merupakan kependekan dari Materialisme, Dialektika, dan Logika.

Di buku tersebut, Tan Malaka menggabungkan teori Marxisme dengan kebudayaan lokal.

Karya ini pun menjadi landasan bagi banyak aktivis dan pemikir Indonesia dalam memahami hubungan antara ekonomi, sosial, dan politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cara Berhenti Langganan Netflix, Mudah Bisa lewat HP

Cara Berhenti Langganan Netflix, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau 2024? Ini Kata BMKG

Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau 2024? Ini Kata BMKG

Tren
Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Tren
Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com