Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerap Dilupakan, Siapa Bapak Republik Indonesia?

KOMPAS.com - Julukan Bapak Republik Indonesia disematkan kepada salah satu tokoh nasional yang memberikan banyak berkontribusi terhadap Tanah Air.

Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang mengetahui siapa pemilik julukan Bapak Republik Indonesia (RI).

Kondisi tersebut salah satunya tampak dari video TikTok yang diunggah oleh akun @alwijo.bless, Senin (19/2/2024).

Mulai dari anak sekolah, remaja, hingga orang tua, baik laki-laki maupun perempuan, mengira nama tersebut merujuk pada Presiden RI saat ini.

Tidak sedikit pula orang yang menebak Ir Soekarno sebagai pemilik gelar Bapak Republik Indonesia tersebut.

"Bapak republik yang dilupakan," tulis pengunggah.

Lalu, siapa Bapak Republik Indonesia?

Tan Malaka Bapak Republik Indonesia

Sejarawan sekaligus dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (FIB UNS) Surakarta, Isnaini mengatakan, Bapak Republik Indonesia adalah Tan Malaka.

Menurutnya, julukan tersebut disematkan karena Tan Malaka salah satu yang awal mula memiliki gagasan dan konsep tentang Republik Indonesia.

"Bahkan jauh sebelum kemerdekaan, juga beliau yang menginspirasi Soekarno-Hatta tentang republik dan kemerdekaan Indonesia," jelas Isnaini, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

Sejarawan dan pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI) Asep Kambali juga mengungkapkan, Tan Malaka memiliki jasa yang sangat besar bagi Indonesia.

Soekarno pun telah mengakui peran Tan Malaka dengan memberikan gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963.

"Ini bentuk support Bung Karno dan pengakuan bahwa Tan Malaka memiliki jasa yang sangat besar bagi terbentuknya bangsa ini," ujarnya, saat dihubungi terpisah, Rabu.

Asal mula julukan Bapak Republik Indonesia

Julukan Bapak Republik Indonesia tak lepas dari idealisme dan konsepsi tentang Indonesia, yang kala itu masih bernama Hindia Belanda, sebagai negara republik yang merdeka.

Asep melanjutkan, gagasan tersebut dituangkan Tan Malaka dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia atau diterjemahkan menjadi Menuju Republik Indonesia.

"Jadi pengakuan ini sampai hari ini kita mengenal Bapak Republik itu ya Tan Malaka karena ide pertamanya melalui tulisan dalam bukunya itu dari Tan Malaka," tutur Asep.

Bahkan, menurut Asep, sosok Tan Malaka masuk dalam jajaran The Founding Fathers atau Bapak Bangsa karena sama-sama memiliki perjuangan untuk mendirikan Indonesia.

"Bung Karno dan Bung Hatta adalah proklamator dan sebagai orang yang mewakili karena tidak semua tokoh harus tanda tangan di dalam proklamasi," kata Asep.

"Tapi inisiatif tentang negara republik ya dari Tan Malaka, maka dikenal sebagai Bapak Republik," imbuhnya.

Tan Malaka merupakan pahlawan yang lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Sumatera Barat, dengan nama lengkap Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka.

Nama Tan Malaka adalah nama semi-bangsawan yang diperoleh dari sang ibu, Sinah Simabur. Sementara itu, ayah Tan Malaka bernama Rasad Caniago, yang juga masih berdarah bangsawan.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/9/2023), orangtua Tan Malaka bekerja sebagai pegawai pertanian Hindia Belanda.

Semasa kecil, Tan Malaka menjalani pendidikan sekolah rendah. Pada 1908-1913, dia melanjutkan pendidikan di sekolah guru pribumi atau Inlandsche Kweekschool voor Onderwijzers di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Setelah lulus, Tan Malaka mendapatkan rekomendasi dari gurunya, GH Horensma, untuk meneruskan studi ke Belanda.

Saat berusia 17 tahun, Tan Malaka pun berangkat ke Belanda untuk menempuh studi di Sekolah Pendidikan Guru Pemerintah (Rijksk Weekschool).

Selama menempuh pendidikan di Belanda, Tan Malaka mulai berkenalan dengan gagasan-gagasan revolusioner dan pergerakan sosialis.

Pendidikannya di Eropa pun membuka wawasan luas tentang konflik kelas, kolonialisme, dan keadilan sosial.

Hingga pada 1913, Tan Malaka bergabung dengan Indische Vereeniging, sebuah organisasi pergerakan mahasiswa yang berjuang melawan penindasan kolonial.

Pada saat itulah, dia mulai mengembangkan pandangannya tentang nasionalisme dan keadilan.

Peran dalam pergerakan kemerdekaan

Tan Malaka memainkan peran penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dia merupakan salah satu pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1920-an yang kemudian menjadi bagian integral dari perjuangan melawan kolonialisme.

Namun, perbedaan pandangan dengan pimpinan PKI mengakibatkan pengasingan Tan Malaka dari partai tersebut.

Tan Malaka menentang pemberontakan PKI pada 1926. Dia pun disalahkan oleh para pendukungnya karena pemberontakan itu gagal.

Setelah tersisih dari PKI, Tan kemudian mengerahkan sebuah kelompok di Bangkok, Thailand yang disebut Partai Republik Indonesia (PARI).

Partai ini bertujuan mengembangkan kader bawah tanah yang akan bekerja di Indonesia. Sosoknya baru kembali ke Jawa pada 1944, saat masa pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II.

Tan Malaka juga merupakan seorang penulis produktif yang banyak menulis tentang nasionalisme, sosialisme, dan kemerdekaan.

Selain Naar de Republiek Indonesia, salah satu karyanya yang terkenal adalah Madilog yang merupakan kependekan dari Materialisme, Dialektika, dan Logika.

Di buku tersebut, Tan Malaka menggabungkan teori Marxisme dengan kebudayaan lokal.

Karya ini pun menjadi landasan bagi banyak aktivis dan pemikir Indonesia dalam memahami hubungan antara ekonomi, sosial, dan politik.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/22/063000065/kerap-dilupakan-siapa-bapak-republik-indonesia-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke