Ikan merupakan sumber utama dari dua jenis omega 3, docosahexaenoic acid (DHA) yang baik untuk otak, serta eicosapentaenoic acid (EPA) untuk mengurangi peradangan dan depresi.
Menurut Brown, asupan yang rendah dari keduanya dapat menghasilkan rasio omega 6 dan omega 3 yang lebih tinggi.
"Rasio idealnya yakni 1:4, antara omega 3 berbanding omega 6," kata dia.
Dia melanjutkan, rasio yang lebih tinggi antara dua omega ini terkadang dikaitkan dengan peradangan sistemik.
Kondisi yang sama juga berkaitan dengan risiko penyakit kronis lebih tinggi, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan autoimun.
Baca juga: 5 Ikan untuk Penderita Hipertensi, Bantu Cegah Risiko Penyakit Jantung
Namun, perlu diingat, ahli kesehatan tidak mengatakan bahwa melewatkan makan ikan akan serta-merta merusak kesehatan.
Sollid mengungkapkan, suplemen minyak ikan dapat membantu orang yang tidak mampu makan ikan karena alasan tertentu.
"Mencari nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita dari makanan biasanya merupakan cara terbaik, tetapi jika itu tidak memungkinkan, bicarakan dengan dokter untuk melihat apakah suplemen minyak ikan tepat untuk Anda," tuturnya.
Hal senada turut diungkapkan Brown, yang mengatakan perlu mencari alternatif makanan sumber vitamin D dan omega 3 lain.
"Tidak apa-apa tak makan hidangan laut, tapi penting untuk melengkapi atau makan sumber alternatif omega 3, kalsium, dan vitamin D," tandasnya.
Baca juga: Ikan Pari Hamil Tanpa Pejantan, Ahli Ungkap Kemungkinan Dibuahi Hiu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.