Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 50 Tahun Diklaim Perlu Makan Terong untuk Jaga Kesehatan, Apa Manfaatnya?

Kompas.com - 30/01/2024, 15:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menginformasikan orang berusia 50 tahun ke atas perlu banyak makan terong karena manfaatnya, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat dalam bentuk narasi video oleh akun TikTok @rofizaki16.official, Sabtu (20/1/2024).

"Usia itu kalau sudah di atas 50 tahun usahakan untuk banyak mengonsumsi terong tapi tidak digoreng," kata unggahan.

Suara dalam video menjelaskan, terong adalah satu-satunya sayuran yang dapat menstabilkan kadar gula darah.

Rutin makan terong, seperti tiga kali dalam seminggu juga disebut-sebut membuat seseorang tidak mudah terkena penyakit.

"Makan terong satu minggu tiga kali tidak gampang kena stroke, asam urat, macam-macam itu, asal makannya tidak digoreng," narasi pengunggah.

Hingga Senin (29/1/2024) petang, video tersebut telah dilihat lebih dari 531.000 kali, disukai 9.200 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 9.000 warganet.

Lantas, benarkah orang berusia 50 tahun perlu makan terong untuk menjaga kesehatan?

Baca juga: 4 Efek Samping Terong yang Jarang Diketahui, Apa Saja?


Manfaat terong bukan cuma untuk 50 tahun ke atas

Dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen mengatakan, manfaat terong menurutnya bukan hanya dirasakan untuk orang berusia di atas 50 tahun.

Namun juga dapat dirasakan setiap orang di sehala usia. 

Tan menjelaskan, terong adalah sayuran yang kaya akan antioksidan, termasuk antosianin, nasunin, lutein, dan zeaksantin.

"Tapi sayang kalau digoreng sampai lecek, hilang antioksidannya. Dilalap, dipanggang dengan api kecil, masuk dalam sayur lodeh, itu lebih baik," papar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/1/2024).

Menurut Tan, pola makan sehat dengan sederet antioksidan bukan hanya memperlambat penuaan, tetapi melindungi pembuluh darah dari kerusakan, serta mencegah risiko kanker dan peradangan.

Namun, menurutnya, klaim menstabilkan gula darah dan mencegah asam urat tampak berlebihan.

Manfaat makan terong untuk mencegah penyakit stroke pada orang usia 50 tahun ke atas juga dinilai berlebihan.

"Stroke dicegah dengan meminimalisir faktor risikonya, antara lain darah tinggi, diabetes, kekentalan darah, kolesterol tinggi," terang Tan.

Bukan hanya makan terong, ahli komunitas ini melanjutkan, kunci sehat terutama di usia 50 tahun ke atas adalah menerapkan empat pilar gizi seimbang.

Pilar gizi seimbang tersebut, meliputi makan makanan sehat yang beragam, aktivitas fisik setiap hari dengan olahraga 30 menit, pola hidup bersih dan sehat, serta rutin memantau berat badan.

"Gaya hidup sehat kan tidak cuma makan terong," ungkapnya.

Baca juga: Kandungan Gizi Terong Ungu dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Halaman:

Terkini Lainnya

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com