Akan tetapi, diyakini bahwa hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan hormonal seiring dengan bertambahnya usia pria.
Semakin dewasa seorang pria, maka keseimbangan hormon dalam tubuhnya juga akan ikut berubah, dan hal ini dapat menyebabkan kelenjar prostat membesar.
Selain itu, beberapa obat-obatan tertentu juga dipercaya dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala pembesaran prostat, yaitu:
Dalam jurnal Epidemiology and Etiology of Benign Prostatic Hyperplasia and Bladder Outlet Obstruction (2014) dijelaskan, ada sejumlah faktor risiko terjadinya pembesaran prostat, yaitu:
Seiring bertambahnya usia seorang pria, maka risiko untuk mengalami pembesaran prostat juga akan semakin tinggi.
Umumnya, pembesaran prostat terjadi pada pria yang berusia di atas 40 tahun.
Pembesaran prostat juga bisa terjadi karena adanya faktor genetik atau keturunan.
Apabila ada riwayat keluarga mengalami pembesaran prostat, bisa jadi sebagian keturunannya juga akan mengalami hal yang sama.
Terutama bagi seorang pria dengan ayah penderita pembesaran prostat, maka sang pria memiiki kemungkinan risiko 2-3 tiga kali lebih mungkin mengalaminya.
Belum ada penelitian yang mengungkapkan secara pasti keterkaitan antara pola makan dengan pembesaran prostat.
Akan tetapi, Anda mungkin saja mengalami pembesaran prostat jika terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kalori lemak hewani, gula rafinasi, dan kurang asupan buah atau sayuran.
Baca juga: 5 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes, Apa Saja?
Pembesaran prostat harus langsung ditangani oleh ahli medis.
Namun, apabila masih pada tahap gejala ringan, berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit memburuk:
Sementara untuk obat medis, pastikan Anda mengonsumsi obat yang sudah sesuai dengan resep dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.