KOMPAS.com - Raja Charles III tengah menjalani prosedur penanganan pembesaran prostat yang ia alami.
Dikutip dari AP News, Sabtu (27/1/2024), raja berusia 75 tahun itu saat ini sedang menjalani perawatan berkala di Klinik London sejak Jumat (26/1/2024).
"Raja pagi ini dirawat di rumah sakit London untuk perawatan terjadwal," ucap pihak istana.
Raja Charles III sendiri memutuskan untuk mengumumkan operasinya tersebut guna mendorong pria lain agar segera memeriksakan prostatnya demi kesehatan.
Lantas, apa saja gejala, penyebab, dan cara mengatasi pembesaran prostat?
Dilansir dari Mayo Clinic (21/2/2023), prostat adalah kelenjar kecil yang membantu membuat air mani.
Prostat terletak tepat di bawah kandung kemih. Seringkali, ukuran prostat ini akan bertambah besar seiring dengan bertambahnya usia.
Oleh sebab itu, penting untuk menyadari sejak dini apa saja gejala dan penyebab dari terjadinya pembesaran prostat.
Ada gejala umum dan gejala khusus di gangguan pembesaran prostat, berikut penjelasannya:
Gejala umum
Dilansir dari NHS (8/6/2023), gejala umum pembesaran prostat adalah:
Sementara itu, gejala khusus atau yang kurang umum dari pembesaran prostat meliputi:
Apabila Anda mulai merasakan gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter ahli.
Sebab, gejala pembesaran prostat cenderung akan memburuk apabila tidak segera ditangani.
Baca juga: 7 Manfaat Daun Pepaya, Bisa Cegah Kanker Payudara dan Prostat
Sampai saat ini belum ada studi kllinis yang dapat menjelaskan secara pasti apa penyebab terjadinya pembesaran prostat.
Akan tetapi, diyakini bahwa hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan hormonal seiring dengan bertambahnya usia pria.
Semakin dewasa seorang pria, maka keseimbangan hormon dalam tubuhnya juga akan ikut berubah, dan hal ini dapat menyebabkan kelenjar prostat membesar.
Selain itu, beberapa obat-obatan tertentu juga dipercaya dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala pembesaran prostat, yaitu:
Dalam jurnal Epidemiology and Etiology of Benign Prostatic Hyperplasia and Bladder Outlet Obstruction (2014) dijelaskan, ada sejumlah faktor risiko terjadinya pembesaran prostat, yaitu:
Seiring bertambahnya usia seorang pria, maka risiko untuk mengalami pembesaran prostat juga akan semakin tinggi.
Umumnya, pembesaran prostat terjadi pada pria yang berusia di atas 40 tahun.
Pembesaran prostat juga bisa terjadi karena adanya faktor genetik atau keturunan.
Apabila ada riwayat keluarga mengalami pembesaran prostat, bisa jadi sebagian keturunannya juga akan mengalami hal yang sama.
Terutama bagi seorang pria dengan ayah penderita pembesaran prostat, maka sang pria memiiki kemungkinan risiko 2-3 tiga kali lebih mungkin mengalaminya.
Belum ada penelitian yang mengungkapkan secara pasti keterkaitan antara pola makan dengan pembesaran prostat.
Akan tetapi, Anda mungkin saja mengalami pembesaran prostat jika terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kalori lemak hewani, gula rafinasi, dan kurang asupan buah atau sayuran.
Baca juga: 5 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes, Apa Saja?
Pembesaran prostat harus langsung ditangani oleh ahli medis.
Namun, apabila masih pada tahap gejala ringan, berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit memburuk:
Sementara untuk obat medis, pastikan Anda mengonsumsi obat yang sudah sesuai dengan resep dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.