Tak hanya berpotensi menimbulkan bencana, El Nino disebut dapat memengaruhi polusi udara di Indonesia. Hal tersebut dinyatakan oleh Tim Nafas Indonesia yang bertugas meneliti kualitas udara.
Dilansir dari Kompas.com (17/1/2024), Junior Data Analyst Nafas Indonesia Nidaa Fauziyyah menyampaikan, tingkat polusi udara Indonesia mengalami kenaikan sepanjang 2023.
Hal tersebut disebabkan adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD+) yang cukup kuat pada 2023.
El Nino dan IOD+ mnyebabkan polusi udara meningkat karena cuaca kering dan panas membuat kondisi atmosfer lebih stabil dan angin cenderung lebih tenang.
Kondisi ini membuat zat-zat polutan terakumulasi di permukaan Bumi sehingga beberapa wilayah terdeteksi memiliki polusi tinggi.
Kondisi cuaca panas dan kering tersebut juga memicu timbulnya polusi sekunder. Polusi ini dapat bereaksi di atmosfer sehingga memunculkan polutan baru.
Baca juga: Puncak Musim Hujan Terjadi Bersamaan dengan El Nino, Apa Dampaknya?
El Nino ternyata juga berdampak pada kesehatan manusia. Fenomena ini menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah atau dengue di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, angka kasus demam dengue mengalami peningkatan saat terjadi El Nino.
”Setiap kali El Nino datang, situasi iklim akan berubah. Pada saat itu, kasus demam dengue juga dilaporkan naik," ujarnya, diberitakan Kompas.id (17/1/2024).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 108.303 kasus demam dengue pada 2020. Jumlah pasien sempat turun pada 2021 menjadi 73.518 kasus. Namun, jumlah kasus tersebut naik signifikan pada 2022 menjadi 143.176 kasus.
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena warga masih minim mengenali gejala dan tanda infeksi dengue. Kesadaran yang kurang membuat warga yang sakit terlambat berobat dan dapat meninggal dunia.
Karena itu, dia menyatakan, pemerintah melakukan berbagai upaya pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi demam dengue di Indonesia. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan meningkatkan deteksi dini kasus agar angka kematian bisa ditekan.
"Selain itu, upaya pengendalian lain, seperti larvasida, fogging, program jumantik, serta upaya lain yang lebih advance bisa dijalankan secara bersamaan. Inovasi terbaru sudah menghasilkan adanya teknologi wolbachia dan juga vaksin dengue,” tambah Dante.
Baca juga: BMKG Sebut Cuaca Panas Disebabkan El Nino, Sampai Kapan Berlangsung?
Sementara itu, fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia juga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur Agus Sistyo Widjajati mengatakan El Nino menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi di NTT.
"Musim pancaroba dengan potensi siklon El Nino dapat menurunkan produktivitas tanaman dan produksi perikanan di NTT," katanya, dikutip dari Antara (16/1/2024).
Menurut Agus, El Nino yang berdampak pada penurunan curah hujan perlu diwaspadai karena akan berdampak pada stok pangan serta menyebabkan inflasi di NTT.
El Nino juga berpotensi menyebabkan kegagalan panen di NTT pada 2024 karena kekeringan. Untuk mencegah gagal panen, petani perlu mulai menanam lebih cepat.
Para petani diimbau mulai menanam selama Januari hingga Februari 2024. Ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya di mana proses tanam mulai Oktober setiap tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.