Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Soroti Cuaca yang Sebentar Hujan Sebentar Panas, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 22/01/2024, 17:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet menyoroti cuaca Indonesia yang belakangan tak menentu, di mana sehabis hujan langsung panas, kemudian kembali turun hujan.

"Ini cuaca maunya apa, sebentar panas sebentar hujan deres nanti panas lagi nanti tiba tiba langsung turun deres," komen akun @adinatazain di media sosial X, Minggu (21/1/2024).

"Hujan, panas, angin kencang kok cuma sebentar," balas akun @Suka_Konten.

Sementara akun @xrfitzy_ menyatakan wilayahnya dilanda hujan sebentar tapi kemudian panas lagi dan awan hitam hanya lewat saja di langit.

"Cuaca hari ini: sebentar terang, sebentar mendung gelap, sebentar hujan+angin, sebentar hujan+panas," tulis akun @anismashlihatin.

Lalu, apa yang membuat cuaca Indonesia berganti-ganti antara panas dan hujan dalam waktu singkat?

Baca juga: BMKG Ungkap Alasan Hawa Gerah Saat Musim Hujan


Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca Indonesia berubah-ubah antara hujan dan panas padahal sekarang masih musim hujan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, pergantian cuaca antara hujan dan panas terjadi akibat hembusan angin Monsun Asia.

Monsun Asia adalah angin yang bertiup pada Oktober-April di Indonesia saat Matahari berada di belahan Bumi selatan.

"Saat ini, Indonesia dipengaruhi dua fenomena El Nino dan Monsun Asia sehingga perawanan terbentuk silih berganti," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/1/2024).

"Terkadang hujan bila Monsun Asia menguat dan cerah bila Monsun Asia melemah," lanjut dia.

Guswanto menjelaskan, hembusan Monsun Asia menarik uap air yang basah dari perairan Samudra Hindia atau Laut Natuna. Ketika angin itu menguat, uap air akan lebih banyak membentuk awan yang lama-kelamaan menimbulkan hujan.

Sebaliknya, hembusan Monsun Asia yang lemah tidak akan membawa uap air atau hanya angin kering. Angin ini tidak menghasilkan hujan.

"Monsun melemah atau menguat itu tergantung karena tekanan udara," lanjutnya.

Udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Suhu dingin membuat tekanan udara suatu wilayah menjadi tinggi. Sementara wilayah dengan tekanan udara rendah bersuhu rendah.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com