Anggapan badan gendut tanda bahagia dinilai Berty bertolak belakang dengan risiko penyakit yang membayangi kondisi seperti ini.
Ia menerangkan, gendut, baik overweight, obesitas, ataupun obesitas sentral adalah faktor risiko yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari jika tidak segera diatasi.
Obesitas bisa meningkatkan risiko dua kali lipat terkena serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus atau penyakit kencing manis, dan hipertensi atau penyakit darah tinggi.
Tak hanya itu, obesitas meningkatkan kadar kolesterol dan asam urat darah.
Obesitas juga berisiko tiga kali meningkatkan terjadinya penyakit batu empedu.
"Obesitas mengakibatkan sumbatan saluran napas ketika tidur, berisiko terjadinya kanker baik pada pria maupun wanita, serta menurunnya tingkat kesuburan," ujar Berty.
"Kondisi kelebihan berat badan ini juga meningkatkan penyakit osteoarthritis atau radang sendi lutut dan panggul," imbuh Berty.
Baca juga: 6 Manfaat Minum Air Rendaman Nanas, Ampuh Turunkan Berat Badan
Lebih lanjut, Berty menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan berat badan bertambah hingga menjadi gendut. Berikut penyebab berat badan bertambah:
Kegendutan seringkali dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang kurang baik berupa gemar mengonsumsi makanan tinggi kalori seperti gorengan, makanan berlemak, dan manis-manis seperti makanan cepat saji serta jarang makan sayur dan buah.
Gaya hidup tidak sehat yang berkontribusi pada penambahan berat badan mencakup kurangnya aktivitas fisik, seperti aktivitas sedentary berupa mager, menonton TV, main game, aktivitas fisik kurang dari dua jam per hari.
Baca juga: Berapa Lama Durasi Jalan kaki untuk Menurunkan Berat Badan?
Penyakit dan pengobatan tertentu dapat juga memicu obesitas. Beberapa obat dapat memicu penambahan berat badan jika tidak diimbangi aktivitas fisik yang cukup, seperti kortikosteroid, obat untuk alergi, beberapa jenis obat diabetes, anti depresan, obat migrain, serta obat kejang.
Seiring bertambahnya usia akan terjadi perubahan hormonal serta gaya hidup yang kurang aktif mengakibatkan meningkatnya risiko obesitas.
Baca juga: Selain Menurunkan Berat Badan, Ini 6 Manfaat Intermitten Fasting bagi Kesehatan
Bila salah satu orangtua obesitas, maka peluang anak-anak menjadi obesitas sebesar 40-50 persen.
Namun, apabila kedua orangtuanya menderita obesitas, maka peluang faktor keturunan mengalami kondisi ini menjadi 70-80 persen.
Seseorang yang mengalami kondisi tertekan, penat, dan stres akan cenderung mengonsumsi makanan berkalori tinggi sebagai pelampiasannya sehingga rentan mengalami kegendutan.
Baca juga: Cara Mengonsumsi Air Kelapa untuk Menurunkan Berat Badan