Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Badan Gendut Tanda Seseorang Bahagia, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 13/01/2024, 19:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Risiko badan gendut

Anggapan badan gendut tanda bahagia dinilai Berty bertolak belakang dengan risiko penyakit yang membayangi kondisi seperti ini.

Ia menerangkan, gendut, baik overweight, obesitas, ataupun obesitas sentral adalah faktor risiko yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari jika tidak segera diatasi.

Obesitas bisa meningkatkan risiko dua kali lipat terkena serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus atau penyakit kencing manis, dan hipertensi atau penyakit darah tinggi.

Tak hanya itu, obesitas meningkatkan kadar kolesterol dan asam urat darah.

Obesitas juga berisiko tiga kali meningkatkan terjadinya penyakit batu empedu.

"Obesitas mengakibatkan sumbatan saluran napas ketika tidur, berisiko terjadinya kanker baik pada pria maupun wanita, serta menurunnya tingkat kesuburan," ujar Berty.

"Kondisi kelebihan berat badan ini juga meningkatkan penyakit osteoarthritis atau radang sendi lutut dan panggul," imbuh Berty.

Baca juga: 6 Manfaat Minum Air Rendaman Nanas, Ampuh Turunkan Berat Badan

Bukan bahagia, ini penyebab berat badan naik

Lebih lanjut, Berty menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan berat badan bertambah hingga menjadi gendut. Berikut penyebab berat badan bertambah:

1. Gaya hidup tidak sehat

Kegendutan seringkali dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang kurang baik berupa gemar mengonsumsi makanan tinggi kalori seperti gorengan, makanan berlemak, dan manis-manis seperti makanan cepat saji serta jarang makan sayur dan buah.

Gaya hidup tidak sehat yang berkontribusi pada penambahan berat badan mencakup kurangnya aktivitas fisik, seperti aktivitas sedentary berupa mager, menonton TV, main game, aktivitas fisik kurang dari dua jam per hari.

Baca juga: Berapa Lama Durasi Jalan kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

2. Mengonsumsi obat tertentu

Penyakit dan pengobatan tertentu dapat juga memicu obesitas. Beberapa obat dapat memicu penambahan berat badan jika tidak diimbangi aktivitas fisik yang cukup, seperti kortikosteroid, obat untuk alergi, beberapa jenis obat diabetes, anti depresan, obat migrain, serta obat kejang.

3. Usia

Seiring bertambahnya usia akan terjadi perubahan hormonal serta gaya hidup yang kurang aktif mengakibatkan meningkatnya risiko obesitas.

Baca juga: Selain Menurunkan Berat Badan, Ini 6 Manfaat Intermitten Fasting bagi Kesehatan

4. Genetik

Bila salah satu orangtua obesitas, maka peluang anak-anak menjadi obesitas sebesar 40-50 persen.

Namun, apabila kedua orangtuanya menderita obesitas, maka peluang faktor keturunan mengalami kondisi ini menjadi 70-80 persen.

5. Stres

Seseorang yang mengalami kondisi tertekan, penat, dan stres akan cenderung mengonsumsi makanan berkalori tinggi sebagai pelampiasannya sehingga rentan mengalami kegendutan.

Baca juga: Cara Mengonsumsi Air Kelapa untuk Menurunkan Berat Badan

Halaman:

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com