Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi di Laut Merah Memanas, AS-Inggris Saling Serang dengan Houthi Yaman

Kompas.com - 12/01/2024, 15:15 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan ke kelompok Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1/2024).

Ini merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi ke kapal maritim internasional yang melintas di Laut Merah.

Kelompok Houthi tercatat telah melancarkan 27 kali serangan di Laut Merah terhitung sejak 19 November 2023 silam.

Melihat kondisi ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengambil tindakan tegas untuk melakukan aksi serangan balik kepada kelompok Houthi di Yaman.

"Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS bersama Inggris dan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di Yaman," tutur Presiden AS Joe Biden, dikutip dari laman resmi Gedung Putih

Baca juga: Mengenal Houthi di Yaman, Resmi Jadi Target Serangan AS-Inggris


AS dan koalisi sudah peringatkan Houthi

AS dan 12 negara koalisi sebelumnya telah memperingatkan Houthi untuk menghentikan serangan mereka.

Menurut AS, akan ada konsekuensi berat jika serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah masih terus berlanjut.

"Biarlah pesan kami menjadi jelas, kami menyerukan diakhirinya segera serangan ilegal ini dan pembebasan kapal dan awak kapal yang ditahan secara tidak sah," isi pernyataan itu, dikutip dari VOA News.

Pernyataan itu ditandatangani oleh Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Jerman, dan Jepang.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengeluarkan sebuah resolusi pada Rabu (10/1/2024).

Adapun isi resolusi itu adalah seruan agar Houthi segera menghentikan serangan mereka.

Sayangnya, peringatan-peringatan itu tidak dihiraukan oleh pihak Houthi.

Menurut Houthi, aksi-aksi yang mereka lakukan ini ditujukan untuk menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza.

Namun, target serangan mereka belakangan meluas hingga ke kapal-kapal laut yang tidak berkaitan dengan Israel.

Baca juga: Profil Chen Tianqiao, Warga China Salah Satu Tuan Tanah Terbesar di AS

Serangan pertama AS-Inggris

Sebagai bentuk perlawanan, pihak AS dan Inggris pun mengerahkan jet-jet tempur untuk memalas serangan Houthi.

Tidak diketahui secara pasti di mana serangan ini terjadi.

Akan tetapi, disebutkan bahwa serangan pertama yang dilancarkan AS-Inggris menyasar sejumlah pusat logistik, sistem-sistem pertahanan udara, dan gudang-gudang senjata milik Houthi.

Lebih lanjut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menyatakan, serangan yang dilancarkan AS-Inggris menargetkan kendaraan udara tak berawak (drone) milik Houthi, kapal permukaan tanpa awak, rudal jelajah serangan darat, dan radar pantai serta pengawasan udara, dikutip dari CBS News. 

Menanggapi situasi ini, pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti telah memperingatkan AS-Inggris, bahwa mereka akan menyesal karena sudah menyerang Yaman.

Houthi kemudian kembali menembakkan rudal antikapal ke Teluk Aden pada Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Mengenal Jeffrey Epstein, Muncikari yang Seret Nama 2 Presiden AS dan Pangeran Andrew

Desakan sidang darurat PBB

Serangan AS-Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman menyita perhatian negara lain, termasuk Rusia.

Diketahui Rusia telah mengirim pesan kepada anggota Dewan Keamanan PBB yang menyatakan bahwa mereka menganggap penggunaan kekuatan di Yaman ini sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB.

Rusia menyerukan agar segera dilakukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (12/1/2024), dikutip dari Aljazeera.

Sementara itupihak Israel hingga kini masih belum memberi tanggapan usai memanasnya situasi Laut Merah.

Sejak awal Perang Hamas-Israel terjadi, pihak Israel sudah mengatakan bahwa fokus mereka adalah menyerang Hamas di Gaza.

Akan tetapi, pihak Israel juga menyatakan, semua lini terbuka dalam perang ini. Hanya saja, masih masih belum memberi komentar terkait serangan AS-Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman.

Baca juga: Saat AS dan Inggris Susul China Laporkan Pneumonia Misterius...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com