KOMPAS.com - Kasus polio dilaporkan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Tak hanya itu, virus polio juga ditemukan pada sampel lingkungan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Menyikapi temuan tersebut, Sub pekan Imunisasi Nasional Polio dilakukan di semua wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 1051 Tahun 2023 yang diterbitkan pada 29 Desember 2023.
Dikutip dari Kompas.id, Subpekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, menurut rencana, dilakukan dengan memberikan vaksin oral nOPV2 ke seluruh sasaran anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Sub-PIN Polio dilakukan dua putaran dengan putaran pertama pada 15 Januari 2024 dan putaran kedua pada 19 Februari 2024.
Sebelumnya seorang anak di kabupaten Klaten, Jawa Tengah berinisial N (6) dinyatakan positif polio setelah pulang dari Sampang, Madura, Jawa Timur.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto mengatakan, N dan orangtuanya sebelumnya berada di Sampang, Madura selama 1,5 bulan.
Selang empat hari setelah berada di Klaten, N kemudian mulai mengalami demam, lalu diikuti gejala tidak kuat berjalan dan menderita kelumpuhan.
Mengetahui kondisi tersebut, orangtua N kemudian membawanya ke RSUP dr Sardjito, Yogyakarta.
“Akhirnya di sana dilakukan pemeriksaan laboratorium ditemukan virus polio. Keluar dengan diagnosa polio," kata Anggit, dikutip dari Kompas.com, Rabu (3/1/2024).
Anggit mengatakan, saat ini N sudah mulai membaik dan masih dilakukan pengobatan serta isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Mulai 2023, Vaksin Polio Bayi Akan Diberikan 2 Kali di Seluruh Provinsi
Dikutip dari Infeksi Emerging Kemenkes, polio merupakan virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.
Polio dapat menyerang anak pada usia berapa pun. Meskipun demikian, polio sering menyerang anak-anak di bawah umur lima tahun.
Penyakit polio disebabkan oleh virus polio yang menargetkan sel-sel saraf di sumsum tulang belakang dan batang otak yang mengontrol pergerakan otot.
Virus polio yang muncul secara alami atau biasa disebut virus polio tipe liar, telah dituntaskan di sebagian besar negara dan hanya menyebabkan sedikit kasus polio.
Versi lain dari virus ini, yang disebut virus polio yang diturunkan dari vaksin (VDPV), lebih tersebar luas dan kini menyebabkan sebagian besar infeksi di seluruh dunia.
VDPV terdapat di beberapa negara yang menggunakan vaksin oral dengan virus polio yang dilemahkan.
Baca juga: Kembali Bertambah, 3 Anak di Aceh Dinyatakan Positif Virus Polio
Dilansir dari Medical News Today, kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak menunjukkan gejala apa pun.
Sekitar 1 dari 4 orang (atau 25 dari 100) penderita infeksi virus polio akan mengalami gejala mirip flu yang meliputi:
Gejala seperti ini biasanya berlangsung selama 2 hingga 5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya.
Sebagian kecil orang yang terinfeksi virus polio akan mengalami gejala lain yang lebih serius yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, seperti:
Baca juga: Hanya 1 Kasus Ditemukan, Mengapa Polio Ditetapkan KLB? Ini Alasannya