Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Otot Kaki Kedutan Setelah Jalan Jauh, Apakah Berbahaya?

Kompas.com - 23/12/2023, 06:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Elektrolit, mineral dengan muatan listrik, bertanggung jawab menjaga kadar air dalam tubuh Anda agar tingkat pH tetap stabil, memasok nutrisi ke sel, dan membuang produk limbah dari sel.

Ketika Anda kehilangan elektrolit saat berkeringat, sensasi otot berkedut hingga kram bisa lebih sering terjadi, terutama saat Anda berjalan di cuaca panas atau lembap.

2. Sel otot iritasi

Kaki berkedut setelah berolahraga juga dapat terjadi apabila sel-sel otot mengalami iritasi setelah beraktivitas.

Zat kimia yang bertindak sebagai sinyal saraf dan menyebabkan otot berkontraksi harus didaur ulang, yang dapat memakan waktu beberapa saat setelah berolahraga. Hal ini sebagaimana diungkapkan Joel Stager, seorang profesor kinesiologi di Indiana University di Bloomington, via Los Angeles Times.

Baca juga: 6 Kebiasaan Jalan Kaki yang Harus Dihindari agar Tidak Merusak Tubuh

3. Kelelahan otot

Jalan kaki terlalu lama juga bisa menyebabkan kedutan otot.

Hal tersebut terjadi karena aktivitas saraf normal yang terganggu dan menyebabkan otot tulang belakang berkontraksi.

Selain itu, otot juga membutuhkan oksigen, dan terlalu banyak berolahraga akan menguras pasokan oksigen dalam tubuh.

Perubahan intensitas yang tiba-tiba juga dapat membebani otot yang belum terbiasa dengan aktivitas baru.

4. Melewatkan pemanasan

Pemanasan berupa peregangan secara teratur mampu memperpanjang serat otot sehingga mereka dapat berkontraksi dan mengendur dengan lebih mudah.

Peregangan lembut sebagai bagian dari pemanasan juga membantu mempersiapkan otot untuk latihan yang akan datang.

Baca juga: Jalan Kaki Ampuh untuk Menurunkan Diabetes Tipe 2, Bagaimana Caranya?

5. Kurang tidur

Dikutip dari Medical News Today, kurang tidur juga bisa memicu terjadinya kedutan otot kaki saat berjalan.

Kurang tidur dapat memengaruhi cara kerja reseptor neurotransmitter. Artinya kelebihan neurotransmitter dapat menumpuk di otak.

Zat kimia otak, atau neurotransmitter, berperan dalam mengirimkan informasi dari otak ke saraf yang mengontrol kontraksi otot.

Ketika kurang tidur, hal itu berdampak pada fungsi neurotransmiter sehingga menyebabkan otot berkedut.

Baca juga: Waktu Ideal Jalan Kaki untuk Kurangi Bahaya Duduk Terlalu Lama

6. Terlalu banyak konsumsi kafein

Terlalu banyak minum kopi, teh, atau minuman berenergi yang mengandung kafein juga dapat menyebabkan kedutan otot.

Kafein adalah stimulan. Ketika seseorang memiliki terlalu banyak kafein, kafein dapat merangsang kedutan otot di mana saja di tubuh.

7. Mengindikasikan penyakit tertentu

Selain itu, kedutan otot bisa menjadi gejala dari kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

  • Fibromyalgia
  • Otot melemah
  • Sindrom kaki gelisah
  • Kerusakan saraf
  • Cedera otot
  • Distrofi otot
  • Atrofi otot tulang belakang
  • Sklerosis lateral amyotrofik.

Jika kedutan parah atau kronis terjadi di luar olahraga, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com