Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kasus Siswa SD di Bekasi Meninggal Usai Di-"sliding" Teman dan Kaki Diamputasi

Kompas.com - 08/12/2023, 10:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Kaki F di-rontgen

Setelah mendengar cerita dari F, Diana mengajak anaknya berobat ke klinik terdekat untuk mendapatkan pereda nyeri.

Namun, tidak ada perubahan yang dialami F sehingga korban di-rontgen dan dirujuk untuk menjalani MRI.

Diana mengatakan, F mengalami infeksi pada akhir Maret 2023 namun berbagai pengobatan yang dilakukan tidak membuahkan hasil.

Kondisi F terus memburuk hingga pada akhirnya F harus menghadapi kenyataan bahwa kakinya diamputasi pada Agustus 2023.

Diana menjelaskan, kaki F diamputasi setelah didiagnosis kanker tulang yang dipicu oleh benturan. F menjalani perawatan di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.

"Iya (kata keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," imbuhnya.

Baca juga: Video Viral Bullying Anak Diduga Lokasi di Balikpapan, Ini Kata Polisi

Dianggap bercanda

Pihak SDN Jatimulya 09 yang mengetahui kaki F diamputasi justru membantah adanya perundungan terhadap korban.

Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 Sukaemah menilai, aksi sliding yang dialami oleh F merupakan candaan yang dilakukan antarsiswa dan tanpa disengaja.

Tak sampai di situ, Sukaemah juga menilai aksi sliding yang menimpa F merupakan hal biasa yang dilakukan siswa.

"Iya memang dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda, tanpa sengaja itu selengkatan kaki, jatuh," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Lebih lanjut, Sukaemah menyampaikan bahwa pihaknya tidak menerima laporan usai F di-sliding.

"Enggak ada laporan bahwa ada penyelengkatan, enggak laporan apa-apa dari anak-anak, mereka masih masuk (sekolah)," tutur Sukaemah.

Baca juga: 6 Jenis Bullying yang Wajib Diketahui Orangtua agar Anak Tak Jadi Korban

Naik ke tahap penyidikan

Setelah F menjadi korban bullying, Diana kemudian melaporkan peristiwa perundungan itu ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023.

Enam bulan berlalu, kasus yang menimpa F kemudian naik dari tahap penyelidikan dan penyidikan.

"Untuk kasus tersebut saat ini kami sudah menaikan kasus dari penyelidikan ke penyidikan," ujar Kasi Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Menilik Fenomena Bullying Pelajar Indonesia

Polisi butuh waktu

Hotma menjelaskan, polisi membutuhkan waktu selama enam bulan untuk mengusut kasus bullying yang menimpa F. Namun, ia mengaku pihaknya tidak mengalami kendala.

Mengingat kasus perundungan di SDN Jatimulya 09 melibatkan anak di bawah umur, penyidik juga bergerak secara hati-hati.

"Setelah naik ke penyidikan tentunya akan ditentukan siapa tersangka dari perkara tersebut," jelas Hotma.

Baca juga: Mengenal Bullying yang Diduga Menjadi Penyebab Siswi di Jaktim Loncat dari Lantai 4 Sekolahan

Terduga pelaku berstatus anak berhadapan dengan hukum

Polisi telah menetapkan satu anak berhadapan dengan hukum (ABH) terkait kasus perundungan yang menimpa F.

Mila menjelaskan bahwa pihaknya menunggu proses rekonstruksi setelah pelaku yang men-sliding kaki F berstatus ABH.

"Untuk kasusnya saat ini terkait laporan Fatir di Polrestro Bekasi itu alhamdulillah sudah naik statusnya jadi ABH, ABH-nya sudah ditetapkan," ujar Mila dikutip dari Kompas.com, Kamis.

"ABH-nya sudah ditetapkan dan kami tinggal menunggu proses rekonstruksi. Saya minta Polres Metro Bekasi melibatkan pihak sekolah, harus turut ikut serta atas kejadian semua," jelasnya.

(Sumber: Kompas.com/Firda Janati |Editor: Nursita Sari, Ihsanuddin, Firda Janati, Akhdi Martin Pratama).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com