Mereka menghindari kelaparan, namun justru menemui ajal dengan lebih cepat.
Para sejarawan dan ilmuwan berspekulasi alasan masyarakat Perancis meninggal akibat makan roti yang dibuat dari tulang manusia.
Mereka meyakini terdapat zat beracun seperti arsenik di tepung roti. Ada juga dugaan, para warga mengalami trauma psikologis setelah mengonsumsi sisa-sisa manusia.
Penjelasan lain menyebut kematian mungkin terjadi karena roti dari tulang manusia kekurangan nutrisi dan memiliki sifat anorganik.
Tulang manusia kaya mineral seperti kalsium tetapi kekurangan nutrisi dan kalori penting. Jadi menjadikan tulang sebagai sumber makanan utama memicu masalah pencernaan, termasuk penyumbatan usus.
Namun nyatanya, pada awal abad ke-19, publik mengetahui tulang kaya mineral. Mereka mengumpulkan tulang tentara dan kuda setelah Perang Napoleon. Tulang itu digiling dan digunakan sebagai pupuk.
Baca juga: Sejarah Roti, Kudapan Purba dari Masa 22 Ribu Tahun yang Lalu
Warga Paris yang kelaparan tidak hanya berusaha tetap hidup dengan memakan roti dari tulang manusia.
Dikutip dari Atlas Obscura (29/10/2018), penduduk setempat memakan kuda, bagal atau sejenis keledai, serta anjing dan kucing peliharaan. Mereka juga makan rumput dari halaman.
Namun, roti dari tulang manusia tetap menjadi makanan bagi sebagian besar orang miskin. Padahal, roti dari tulang sulit dibuat dan tidak bernutrisi.
Sayangnya, ini tidak menjadi solusi. Kelaparan tetap meluas dan mengakibatkan 40.000 hingga 50.000 orang meninggal dunia.
Akhirnya, Raja Henri III mencabut pengepungan di Perancis dan memerintahkan pasukannya menyediakan makanan bagi warga Paris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.