French menyatakan manusia kerap percaya akan hal mistis jika ada pemantik utama, yaitu ketika ada manusia lain yang mengaku merasakan kejadian mistis. Selain itu, kejadian janggal yang tidak bisa diproses dengan baik kerap berujung pada sensasi hadirnya hantu.
Tak hanya itu, sugesti akan adanya entitas di luar kemampuan berpikir juga dapat mempengaruhi kerja otak, menciptakan gambaran yang kerap dianggap sebagai “penampakan” hantu. French mengatakan fenomena tersebut disebut sebagai pareidolia.
Misalnya, jika ada seseorang yang mengatakan ia melihat sebuah wajah di sela-sela lemari yang gelap, kemungkinan orang di sekitarnya akan melihat hal yang sama. Pareidolia hadir sebagai ilusi visual, mengaburkan cara seseorang memproses struktur hal-hal di sekitarnya.
Baca juga: 4 Kisah Urban Legend di Indonesia
Kini, di zaman modern, banyak pihak yang skeptis, namun tak sedikit juga percaya bahwa hantu benar ada. Di saat yang bersamaan, ilmu pengetahuan terus berkembang, namun kepercayaan kolektif yang mengakar kuat dalam suatu budaya tidak pernah pudar.
Lantas, bagaimana dengan kisah Kolor Ijo, sosok “hantu” legendaris penyebar teror?
Dengarkan cerita lengkapnya dalam siniar Tinggal Nama edisi Ganjal bertajuk “Kolor Ijo: Penyebar Teror Sekaligus Predator” dengan tautan akses s.id/TNGanjalE4. Nikmati cerita lainnya yang tak kalah seru hanya di playlist YouTube Medio by KG Media
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.