Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penyakit Jantung dan Diabates, Ketahui 3 Efek Samping Sawi Putih

Kompas.com - 16/11/2023, 20:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sawi putih adalah salah satu sayuran yang banyak menghiasi meja makan masyarakat Indonesia.

Dengan harga yang relatif murah, sayuran ini dapat diolah menjadi berbagai macam sajian, mulai dari tumis hingga makanan hasil fermentasi seperti kimchi khas Korea.

Sawi putih memiliki warna gradasi, dengan bagian bawah berwarna putih dan bagian atas hijau terang. Sawi putih segar pun bertekstur renyah dengan sedikit air saat digigit.

Bukan hanya memberi kenikmatan untuk lidah, mengonsumsi sayuran ini juga membantu melengkapi nutrisi dalam tubuh.

Berdasarkan laman Panganku dari Kementerian Kesehatan, sawi putih mentah yang belum diolah menyediakan air, protein, karbohidrat, dan serat.

Sayuran ini juga kaya akan mineral penting, termasuk kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, tembaga, dan seng.

Beberapa vitamin, seperti beta karoten alias provitamin A, thiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C.

Lantas, seperti apa efek samping sawi putih?

Baca juga: 6 Efek Samping Kubis, Tetap Mengintai Kesehatan meski Tanpa Digoreng


Efek samping sawi putih

Sama seperti sayuran pada umumnya, sawi putih sangat aman untuk dikonsumsi, bahkan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.

Dikutip dari laman WebMD, sawi putih adalah sumber kuersetin, sejenis flavonoid yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Sifat anti-peradangan ini berpotensi mengurangi risiko terkena berbagai masalah kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Namun, sawi putih juga dapat menjadi bumerang yang memberikan efek samping jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Berikut potensi efek samping sawi putih bagi tubuh:

1. Perut kembung

Sawi putih merupakan salah satu sayuran yang masuk dalam kategori cruciferous vegetables atau sayuran silangan.

Sayuran silangan berasal dari keluarga tanaman Brassicaceae, termasuk caisim, brokoli, kembang kol, dan kubis.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, terlalu banyak mengonsumsi sayuran silangan seperti sawi putih dapat meningkatkan gas di dalam saluran pencernaan.

Penumpukan gas pada perut dapat menyebabkan kembung dan sensasi tertekan atau perut penuh.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat membuat perut terlihat sedikit buncit, serta merasakan ketidaknyamanan hingga kesakitan.

Baca juga: Sering Ada di Mi Ayam dan Bakso, Ketahui 3 Efek Samping Caisim bagi Tubuh

2. Interaksi dengan obat

Mengonsumsi sawi putih berpotensi memicu interaksi dengan obat pengencer darah.Tasty Kitchen Mengonsumsi sawi putih berpotensi memicu interaksi dengan obat pengencer darah.

Sawi putih kaya akan vitamin K yang membantu mencegah pendarahan berlebihan dengan mempercepat proses pembekuan darah.

Tubuh yang kekurangan vitamin K akan cenderung mudah mengalami pendarahan saat luka karena darah sulit membeku.

Meski berkhasiat, sayuran ini kurang cocok dimakan oleh individu yang rutin mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin.

Sebab, mengonsumsi sawi putih berpotensi mengganggu kinerja warfarin, obat untuk mencegah pembekuan darah yang dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah.

Biasanya, obat jenis ini dikonsumsi di bawah pengawasan dokter oleh penderita stroke dan penyakit jantung untuk mencegah pembekuan darah.

Kendati demikian, konsumsi bersamaan dengan makanan kaya vitamin K, seperti sawi putih dan sayuran silangan lain berpotensi membuat warfarin tidak bekerja secara maksimal.

Oleh sebab itu, orang yang rutin mengonsumsi obat pengencer darah perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum makan sawi putih untuk mendapat dosis yang tepat.

Baca juga: Dijuluki Superfood, Brokoli Punya Sejumlah Efek Samping bagi Tubuh

3. Berpengaruh pada tiroid

Sawi putih. Terlalu banyak mengonsumsi sawi putih dapat memengaruhi tiroid.freepik Sawi putih. Terlalu banyak mengonsumsi sawi putih dapat memengaruhi tiroid.

Efek samping sawi putih selanjutnya, yakni dapat berpengaruh terhadap tiroid, kelenjar hormon di bagian leher yang turut berperan dalam proses metabolisme dan kerja organ.

Dilansir dari laman Everyday Health, sayuran silangan termasuk sawi putih mengandung senyawa sulfur tingkat tinggi yang disebut glukosinolat.

Sayangnya, glukosinolat dan bahan kimia lain dalam sayuran ini dianggap goitrogen, zat yang dapat menghambat penggunaan yodium oleh tiroid.

Kelenjar tiroid membutuhkan yodium agar dapat memproduksi hormon tiroid, hormon yang membantu mengendalikan metabolisme dalam tubuh.

Jika tiroid tidak mendapat asupan yodium yang cukup, maka produksi hormon tiroid pun akan menurun.

Sebagai pencegahan, penderita hipotiroid atau kurangnya produksi hormon tiroid dapat mempertimbangkan untuk membatasi asupan sawi putih dan sayuran silangan lainnya.

Hindari untuk mengonsumsi sawi putih dengan diolah menjadi jus karena memudahkan penderita untuk menelannya dalam jumlah besar.

Kemudian sebagai gantinya, cobalah memasak sayuran ini hingga benar-benar matang guna mengurangi efek goitrogen pada tiroid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com