Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Kutu Busuk di Singapura Meningkat, Diprediksi Naik Seiring Perjalanan Luar Negeri

Kompas.com - 16/11/2023, 17:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Populasi kutu busuk mulai meningkat di Singapura, setelah sebelumnya dilaporkan menghantui Korea Selatan dan Hong Kong pada awal November 2023.

Wabah serangga parasit ini juga menyerang beberapa kota besar Eropa, seperti Paris di Perancis dan London di Inggris.

Kekhawatiran kutu busuk pun menjadi berita utama baru-baru ini seiring meningkatnya laporan jumlah serangan di Negeri Singa.

Penyebab meningkatkanya kutu busuk

Diberitakan Time, Rabu (15/11/2023), peningkatan serangan kutu busuk umumnya berkorelasi dengan perjalanan manusia.

Serangga parasit ini dapat bersembunyi di celah-celah benda, seperti pakaian dan koper, serta dapat ikut melancong bersama manusia melintasi perbatasan negara.

Para ahli telah memperingatkan kebangkitan kutu busuk secara global selama dua dekade terakhir.

Sebab kini, kutu busuk mulai resisten terhadap insektisida umum dan sangat mudah melipatgandakan populasi melalui perkawinan sedarah.

Baca juga: Susul Perancis dan Inggris, Wabah Kutu Busuk Hantui Warga Korea Selatan


Populasi kutu busuk di Singapura meningkat

Perusahaan pengendalian hama di Singapura, Pestbusters melaporkan, terjadi peningkatan pertanyaan terkait kutu busuk sebanyak 10-15 persen selama enam bulan terakhir.

"Jumlahnya terus meningkat dan saya menduga jumlahnya mungkin masih sedikit meningkat karena musim liburan sudah dekat," kata ahli entomologi perusahaan, Joachim Lee, dilansir dari laman CNA, Selasa (14/11/2023).

Perusahaan lainnya, Aardwolf Pestkare melaporkan, kasus kutu busuk meningkat hingga sekitar 40 persen dalam dua bulan terakhir.

Manajer penjualan perusahaan, Pierce Chan mencatat, ada peningkatan kasus secara global dengan Perancis dan Korea Selatan yang mengalami ledakan jumlah kutu busuk.

"Namun, wisatawan yang bepergian ke belahan dunia mana pun perlu waspada," katanya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com