Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Layani Skrining Kanker Gratis, Cukup Datang ke Puskesmas

Kompas.com - 16/11/2023, 13:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melayani skrining atau deteksi dini kanker gratis bagi penduduk usia 15 tahun ke atas.

Layanan skrining kanker gratis ini dapat diakses mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas dan puskesmas pembantu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Eva Susanti mengatakan, untuk mencegah kanker, hal utama yang harus dilakukan adalah skrining minimal satu tahun sekali.

"Oleh karena itu kami berikan kesempatan untuk skrining pada masyarakat berusia 15 tahun ke atas. Diberikan kesempatan gratis untuk melakukan skrining satu kali," kata Eva dikutip dari Antara. 

Perempuan usia 30-50 tahun

Eva mengatakan pada perempuan disarankan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan kanker payudara pada usia 30-50 tahun.

Namun saat ini persentase perempuan yang datang ke fasilitas kesehatan (faskes) untuk skrining kanker masih rendah, atau baru 19 persen.

Eva menyebutkan, masyarakat bisa langsung datang ke puskesmas saat akan memeriksakan diri, dan nanti akan dilakukan pemeriksaan.

"Saat ini ada beberapa puskesmas yang bisa melakukan deteksi dini menggunakan Ultrasound (USG) atau dengan Sadanis (periksa payudara klinis) melalui tenaga medis yang sudah kami latih," ujarnya.

Selain skrining kanker, lanjutnya, masyarakat yang sudah berusia 15 tahun ke atas juga perlu melakukan skrining kesehatan secara keseluruhan.

"Di usia 15 tahun, sudah harus diperiksa tekanan dan gula darah, tinggi badan, dan lingkar perut. Perut perempuan tidak boleh lebih dari 80 cm, laki-laki tidak boleh lebih dari 90 cm, tekanan darah normal (90-120 mmHg pada usia dewasa), dan gula darah normal (kurang dari 200 mg/dL)," paparnya.

Khusus untuk kanker serviks, lanjut Eva, di DKI Jakarta sudah bisa melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA test), dengan prosedur mengambil sampel sel dari leher rahim untuk pemeriksaan apakah ada virus HPV pada DNA.

"Ketika ketahuan ada lesi (benjolan atau tumor) pra-kanker, langsung dilakukan krioterapi (prosedur medis menggunakan cairan khusus yang dapat membekukan dan membunuh sel tumor)," ucap Eva.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com