Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenkes Layani Skrining Kanker Gratis, Cukup Datang ke Puskesmas

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melayani skrining atau deteksi dini kanker gratis bagi penduduk usia 15 tahun ke atas.

Layanan skrining kanker gratis ini dapat diakses mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas dan puskesmas pembantu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Eva Susanti mengatakan, untuk mencegah kanker, hal utama yang harus dilakukan adalah skrining minimal satu tahun sekali.

"Oleh karena itu kami berikan kesempatan untuk skrining pada masyarakat berusia 15 tahun ke atas. Diberikan kesempatan gratis untuk melakukan skrining satu kali," kata Eva dikutip dari Antara. 

Perempuan usia 30-50 tahun

Eva mengatakan pada perempuan disarankan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan kanker payudara pada usia 30-50 tahun.

Namun saat ini persentase perempuan yang datang ke fasilitas kesehatan (faskes) untuk skrining kanker masih rendah, atau baru 19 persen.

Eva menyebutkan, masyarakat bisa langsung datang ke puskesmas saat akan memeriksakan diri, dan nanti akan dilakukan pemeriksaan.

"Saat ini ada beberapa puskesmas yang bisa melakukan deteksi dini menggunakan Ultrasound (USG) atau dengan Sadanis (periksa payudara klinis) melalui tenaga medis yang sudah kami latih," ujarnya.

Selain skrining kanker, lanjutnya, masyarakat yang sudah berusia 15 tahun ke atas juga perlu melakukan skrining kesehatan secara keseluruhan.

"Di usia 15 tahun, sudah harus diperiksa tekanan dan gula darah, tinggi badan, dan lingkar perut. Perut perempuan tidak boleh lebih dari 80 cm, laki-laki tidak boleh lebih dari 90 cm, tekanan darah normal (90-120 mmHg pada usia dewasa), dan gula darah normal (kurang dari 200 mg/dL)," paparnya.

Khusus untuk kanker serviks, lanjut Eva, di DKI Jakarta sudah bisa melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA test), dengan prosedur mengambil sampel sel dari leher rahim untuk pemeriksaan apakah ada virus HPV pada DNA.

"Ketika ketahuan ada lesi (benjolan atau tumor) pra-kanker, langsung dilakukan krioterapi (prosedur medis menggunakan cairan khusus yang dapat membekukan dan membunuh sel tumor)," ucap Eva.


Kanker payudara dan serviks

Eva mengatakan, skrining kanker gratis tersebut saat ini baru bisa dilakukan untuk kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks).

Selanjutnya tahun depan skrining kanker ini diharapkan juga bisa dilakukan untuk layanan skrining kanker paru dan juga kanker kolorektal.

Cara skrining gratis

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki program skrining 14 penyakit prioritas secara gratis.

Namun saat ini untuk skrining kanker skrining masih dilakukan bertahap.

"Nanti tahun depan di 16 provinsi dan 16 kota yang tertinggi kasus kanker serviksnya," kata Nadia dihubungi Kompas.com, Selasa (14/11/2023).

Ia mengatakan untuk bisa melakukan skrining kesehatan gratis termasuk skrining kanker maka caranya masyarakat dapat datang langsung ke puskesmas.

Berikut ini 14 skrining gratis penyakit prioritas:

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/16/130000765/kemenkes-layani-skrining-kanker-gratis-cukup-datang-ke-puskesmas

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke