Spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unika Soegijapranata Semarang Indra Adi Susianto mengungkapkan, beberapa risiko operasi caesar yang dilakukan berulang-ulang.
"Semakin banyak riwayat bedah caesar dapat memengaruhi kesehatan dan keamanan pada kehamilan di masa mendatang," ujarnya, dikutip dari Kompas.com (2022).
Berikut risiko operasi caesar yang dilakukan secara berulang-ulang:
Indra menyampaikan, persalinan caesar yang dilakukan berulang-ulang dapat memicu masalah plasenta.
"Semakin banyak operasi caesar yang dijalani, semakin besar risiko mengalami masalah dengan plasenta," kata dia.
Masalah itu di antaranya plasenta akreta atau plasenta tertanam terlalu dalam ke dinding rahim dan plasenta previa atau kondisi saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh pembukaan serviks atau leher rahim.
Kondisi keduanya bisa mengakibatkan risiko kelahiran bayi prematur, pendarahan berlebihan, hingga pengangkatan rahim atau histerektomi.
Baca juga: Menilik Kasus Rachel Maryam, Apa Saja Pertimbangan Dilakukannya Operasi Caesar?
Persalinan caesar yang dilakukan beberapa kali juga bisa memicu terjadinya adhesi atau pita jaringan seperti bekas luka.
Adhesi ini akan muncul setelah ibu hamil melakukan persalinan caesar.
Adhesi dapat mempersulit operasi caesar dan meningkatkan risiko cedera kandung kemih atau usus yang berakibat pada pendarahan berlebihan.
Insisi adalah metode penyayatan pada dinding rahim yang pasti dilakukan pada saat persalinan caesar.
Operasi caesar yang dilakukan berulang-ulang bisa meningkatkan risiko komplikasi insisi.
"Risiko masalah terkait sayatan, seperti hernia, meningkat seiring bertambahnya jumlah sayatan perut sebelumnya. Perbaikan bedah mungkin diperlukan," tutur Indra.
Operasi caesar merupakan prosedur kebidanan yang dapat menyelamatkan ibu dan bayi akibat komplikasi proses maupun kegawatan bayi.
Namun, Indra mengatakan, operasi caesar yang tidak tepat justru bisa berdampak negatif bagi bayi dan kesehatan sang ibu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.