Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Wanita dengan Riwayat Caesar 8 Kali Meninggal Dunia, Berapa Maksimal Operasi yang Bisa Dilakukan?

Kompas.com - 16/12/2022, 08:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebut wanita asal Malaysia meninggal dunia setelah melahirkan anak ke-10, viral di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun Facebook Penang Netizen pada Kamis (8/12/2022).

Pengunggah menginfokan, wanita bernama Nur Zaihan binti Abdul Halim ini mengembuskan napas di Hospital Universiti Kebangsaan Malaysia (HUKM).

"Arwah meninggal setelah melahirkan anaknya yg ke 10. Baby dapat diselamatkan dan dilahirkan 32 minggu dan masih admit di NICU HUKM," tulis pengunggah.

Baca juga: Ramai soal Pakaian Adat Papua yang Dikenakan Kaesang Saat Prewedding Disebut Tidak Sesuai dengan Aslinya

Selain itu, media lokal Malaysia seperti Mingguan Wanita pada Kamis (8/12/2022) juga memberitakan hal serupa.

Adapun di media sosial lain, tepatnya di Twitter, akun ini pada Kamis (15/12/2022) membagikan informasi bahwa wanita tersebut memiliki riwayat delapan kali operasi caesar.

Pengunggah pun menyayangkan tindakan tersebut dan membandingkannya dengan kondisi ibunya.

"Ngeri bgt smpe pny riwayat sesar 8x. mama sender pny riwayat sesar sekali aja smpe skrg msih suka berasa nyeri dibekas jahitannya," tulis pengunggah.

Baca juga: Operasi Caesar: Indikasi, Risiko, Mitos, Kelebihan dan Kekurangannya

Lantas, berapa maksimal operasi caesar yang dapat dilakukan?

Baca juga: Berkaca dari Jaksa Pinangki, Mengapa Sejumlah Orang Suka Operasi Plastik?

Penjelasan dokter

Spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unika Soegijapranata Semarang Indra Adi Susianto mengatakan, belum ada kepastian berapa maksimal operasi caesar yang dapat dilakukan.

"Ada beberapa orang yang menjalani enam atau tujuh C-section (operasi caesar) tanpa masalah," ujar Indra saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/12/2022).

Sebaliknya, lanjut dia, ada pula yang hanya melakukan satu kali operasi caesar sudah memiliki risiko terhadap kehamilan selanjutnya.

Baca juga: Tidur Baik untuk Kesehatan, Bagaimana jika Terlalu Lama?

Ilustrasi tim dokter tengah membantu proses persalinan lewat metode operasi caesar.KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Ilustrasi tim dokter tengah membantu proses persalinan lewat metode operasi caesar.

Indra mengutip American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), jenis sayatan rahim dan teknik operasi caesar sebelumnya menentukan kelahiran di masa depan.

Sebab, beberapa bekas luka rahim akibat operasi caesar lebih mungkin menimbulkan robekan.

Meski belum ada jumlah maksimal yang aman untuk dilakukan, Indra menyebut bahwa Persatuan Dokter Ahli Obstetri dan Ginekoligi Indonesia (POGI) tidak memberikan rekomendasi lebih dari tiga kali operasi caesar.

"Karena semakin banyak riwayat bedah caesar dapat memengaruhi kesehatan dan keamanan pada kehamilan di masa mendatang," kata dia.

Baca juga: 5 Manfaat Daun Sungkai untuk Kesehatan, Apa Saja?

Risiko operasi caesar

Selain itu, operasi caesar berkali-kali juga lebih berisiko mengalami beberapa masalah. Risiko tersebut antara lain:

1. Masalah dengan plasenta

"Semakin banyak operasi caesar yang dijalani, semakin besar risiko mengalami masalah dengan plasenta," kata dia.

Masalah tersebut, antara lain plasenta akreta atau plasenta tertanam terlalu dalam ke dinding rahim.

Berkali-kali melakukan operasi caesar juga berakibat pada plasenta previa atau kondisi saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh pembukaan serviks atau leher rahim.

"Kedua kondisi tersebut meningkatkan risiko kelahiran prematur, perdarahan berlebihan, dan kebutuhan transfusi darah, serta operasi pengangkatan rahim atau histerektomi," jelas dia.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental, Apa Saja?

2. Komplikasi yang berhubungan dengan adhesi

Pita jaringan seperti bekas luka atau adhesi berkembang setiap kali melakukan operasi caesar.

Menurut Indra, adhesi yang padat dapat mempersulit operasi caesar dan meningkatkan risiko cedera kandung kemih atau usus.

Kondisi ini juga meningkatkan risiko perdarahan berlebihan.

Baca juga: Penjelasan Dokter soal Kucing Kekar Berotot seperti Binaragawan

3. Komplikasi terkait insisi

Operasi caesar yang dipandang aman oleh sebagian orang, rupanya dapat memengaruhi sistem imun anak. Pasalnya, bayi yang dilahirkan melalui persalinan caesar tidak terpapar mikrobiota atau bakteri baik yang didapatkan dari jalan lahir atau vagina ibu.PEXELS/Jonathan Borba Operasi caesar yang dipandang aman oleh sebagian orang, rupanya dapat memengaruhi sistem imun anak. Pasalnya, bayi yang dilahirkan melalui persalinan caesar tidak terpapar mikrobiota atau bakteri baik yang didapatkan dari jalan lahir atau vagina ibu.

Insisi pasti dilakukan saat operasi caesar.

Insisi sendiri merupakan metode penyayatan pada dinding rahim.

"Risiko masalah terkait sayatan, seperti hernia, meningkat seiring bertambahnya jumlah sayatan perut sebelumnya. Perbaikan bedah mungkin diperlukan," tutur dia.

Andi menambahkan, operasi caesar adalah proesdur kebidanan yang menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir akibat komplikasi proses persalinan maupun kegawatan bayi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hernia, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya...

Penggunaan operasi caesar yang tepat, lanjut dia, dapat mengurangi kematian ibu.

"Namun, penggunaan operasi caesar yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada kesehatan bayi, kesehatan wanita, dan kehamilan di masa depan

Namun, penggunaan operasi caesar yang tidak tepat akan berdampak negatif pada kesehatan bayi, ibu, dan kehamilan di masa mendatang," tandas dia.

Baca juga: Simak, Berikut Panduan Penggunaan E-Meterai untuk Daftar PPPK Tenaga Kesehatan 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com