KOMPAS.com - Seorang pengguna TikTok asal Amerika Serikat (AS) dengan nama akun @legends_gio mengaku mendapatkan 60 unit iPhone 15 Pro Max padahal ia hanya memesan sebanyak 4 unit.
Cerita itu ia bagikan di akun media sosialnya pada 1 November 2023.
Laki-laki bernama Giovanni Petruzziello itu mengaku memesan iPhone 15 Pro Max dengan memori penyimpanan 1TB dan 3 iPhone 15 Pro Maz dengan memori penyimpanan 256 GB.
“Jadi saya pesan empat iPhone 15 Pro Max langsung dari Apple. Dan saya memesannya pada bulan September,” ujarnya dalam videonya sebagaimana dikutip dari DailyDot.
“Satu untuk saya, tiga lainnya untuk rekan media saya,” imbuhnya.
Unggahan TikTok Giovanni itu kemudian viral sehingga mendapat lebih dari 1,6 juta suka dan puluhan ribu komentar.
@legends_gio Someone reallyyy screwed up ???? #fyp ? original sound - Legends_gio
Baca juga: Beli iPhone 15 Pro Max di Singapura, Simak Cara Hitung Pajaknya
Gio bercerita, awalnya ia menerima sebuah kotak kecil yang berisi salah satu iPhone pesanannya.
Namun, dirinya tak menduga ternyata ada tiga paket lain yang lebih besar dan tidak ia ketahui isinya.
“Tiga paket identik, sebesar itu. Saya seperti, 'Apa itu, sepertinya saya tidak memesan apa pun, jadi saya membawanya ke dalam, mengambil pisau, dan membukanya’,” ungkapnya.
Saat dibuka, rupanya berisi setumpuk kotak iPhone yang semuanya memiliki memori penyimpanan berukuran satu terabyte.
“Kemana barang-barang ini harus dibawa?” tanya Gio.
Setelah itu, Gio mencoba untuk melakukan perhitungan singkat dan mendapatkan bahwa ponsel tersebut bernilai lebih dari 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,56 miliar.
“Ada 20 per kotak ya, 20 per kotak. Anda memiliki sekitar 60 buah di sini dengan harga 1.700 dollar AS per buah. Lebih dari 100.000 dollar AS pendapatan (Apple), hilang,” katanya.
Baca juga: Mengapa Apel di Logo Apple Tidak Utuh?
Sehari kemudian, ia mengunggah video lain di akun TikToknya mencoba untuk mengungkapkan kemungkinan di balik kejadian itu.
“Iya, itu benar-benar kecelakaan,” jawab Gio kepada salah satu warganet seperti dilansir dari PhilStarLife.
Ia sempat ditagih untuk segera membayar ponsel tersebut, namun hanya untuk empat iPhone sesuai pesanan yang ia lakukan.
“Saya ditagih untuk jumlah penuh dari empat ponsel di kartu saya yang saya berikan kepadanya (penjual) melalui telepon saat saya memesan,” ucapnya.
Ia menduga, sejumlah iPhone 15 Pro Max yang diterimanya mungkin adalah stok dagangan milik orang lain. Di mana perwakilan Apple salah dalam memasukkan alamat pengiriman.
"Dia pasti telah memesan untuk masyarakat umum karena mereka mendapatkan stok untuk ponsel-ponsel ini. Dia pasti telah memesan dalam jumlah besar setelah dia memesan milik saya dan menyalin dan menempelkan alamat saya ketika dia mengira telah menyalin dan menempelkan alamat lain," jelasnya.
"Ini adalah asumsi saya atas apa yang sebenarnya terjadi," sambungnya.
Baca juga: Cara Download Lagu di iTunes atau Apple Music
Gio lantas mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk menjualnya, tetapi menyimpannya di rumah sampai seseorang dari Apple menghubunginya.
Menurut undang-undang federal AS, penerima barang gratisan dapat menyimpan barang tersebut dan tidak berkewajiban membayar atau mengembalikannya.
Mereka yang menerima barang gratisan dapat memperlakukan barang tersebut sebagai "hadiah tanpa syarat" dan dapat menggunakan atau membuangnya sesuka mereka.
Meskipun Apple belum merilis pernyataan apa pun mengenai masalah ini, mereka mungkin membuat ponsel tersebut tidak dapat digunakan jika diinginkan.
Apple dapat menonaktifkan unit iPhone mereka tanpa menagihnya kembali seperti kasus penjarahan selama protes Black Lives Matter pada Juni 2020 lalu.
Baca juga: Cara Daftar iCloud atau Membuat Apple ID, Mudah Bisa lewat HP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.