Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Tokoh, Elite PDI-P, dan Pendukung Merasa Kecewa dengan Jokowi...

Kompas.com - 04/11/2023, 11:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Dalam tayangan YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (2/11/2023), Andi mengatakan, Jokowi adalah orang yang dulu dihasilkan karena proses demokrasi. Namun, kini berlawanan dengan arus demokrasi pada akhir jabatannya.

"Saya sangat-sangat berharap sebagai orang yang pernah bekerja sangat dekat dengan Pak Jokowi, mendung demokrasinya segera tersingkir sehingga kita cerah lagi," kata dia.

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/10/2023), dikenal sebagai seorang politikus dan akademisi.

Selain dekat dengan Jokowi, Andi juga dikenal dekat dengan elite PDI-P. Pada Pilpres 2014, ia masuk dalam tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dan berhasil mengantarkan pasangan itu meraih kursi presiden-wakil presiden.

Menjelang pembentukan kabinet Jokowi-JK, Andi turut dilibatkan dalam deputi tim transisi dan kemudian sempat menjabat sebagai Sekretaris Kabinet setelah Kabinet Kerja terbentuk.

Baca juga: Menyoroti Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud Saat Kunjungan Jokowi di Bali...

3. Elite PDI-P

Politikus PDI-P, Andreas Hugo Pareira juga mengaku kecewa dengan sikap Jokowi yang seolah ingin meninggalakn partai yang menaunginya selama ini.

"Kalau mau bilang kekecewaan kami, itu yang kami rasakan, tapi yang pasti kami akan move on,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com (30/10/2023).

Andreas mengatakan, PDI-P telah memberi banyak hal kepada Jokowi dengan mengantarkannya menjadi presiden Indonesia dua periode.

Namun, kini Jokowi justru memberi restu kepada putra sulungnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto yang notabene berada di kubu lawan.

Pencalonan Gibran sebagai cawapres juga diwarnai dengan kontroversi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat usia capres-cawapres di mana seorang pejabat yang terpilih melalui pemilu dapat mendaftarkan diri sebagai capres-cawapres walaupun tak memenuhi kriteria usia minimal 40.

Putusan tersebut memberi tiket bagi Gibran untuk maju dalam Pemilu 2024.

Baca juga: Sejarah Patung Jokowi di Gunung Sunu, NTT yang Jadi Tempat Ritual Adat

Selain Andreas, elite PDI-P yang turut merasa kecewa dengan Jokowi adalah Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.

Masih dari sumber yang sama, Hasto mengatakan, partainya tengah merasa sedih dan terluka karena ditinggalkan Jokowi.

Hal itu disampaikan Hasto sehubungan dengan manuver Jokowi merestui Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto, pesaing capres PDI-P, Ganjar Pranowo.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilise yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," ujar Hasto.

Baca juga: Saat Satu Per Satu Kader PDI-P Berbalik Serang Jokowi dan Gibran...

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com