Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Perasaan dan Pikiran Bisa Sebabkan Sakit Fisik, Kok Bisa?

Kompas.com - 26/10/2023, 21:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.comMasalah psikologis yang berkaitan dengan perasaan atau pikiran seseorang dapat memengaruhi kondisi fisiknya.

Contohnya, anak yang awalnya sehat kemudian mengalami demam karena menginginkan sesuatu hal tapi tidak terpenuhi.

Saat diperiksa dokter, anak ini bisa saja tidak menunjukkan adanya gangguan fisik sebagai penyebabnya sakit. Namun, dia tetap merasa tidak enak badan.

Kondisi ini dikenal sebagai psikosomatik, yakni gejala atau gangguan fisik yang berkaitan dengan kondisi psikis seseorang.

Lalu, mengapa masalah perasaan dan pikiran dapat menimbulkan sakit fisik?

Baca juga: Gejala Demam, Batuk, dan Pilek Merebak, Warganet Kaitkan dengan Kualitas Udara, Benarkah?


Penyebab perasaan dan pikiran menyebabkan sakit fisik

Dokter spesialis kedokteran jiwa di RS Gading Pluit, Dharmawan A. Purnama membenarkan bahwa masalah perasaan dan pikiran bisa menyebabkan sakit fisik.

Menurutnya, masalah psikologis seperti perasaan dan pikiran menyebabkan perubahan pada sistem otak di jalur hipotalamus pituitari adrenal (HPA) axis. 

HPA axis merupakan jalur otak menuju sistem hormon dan sistem saraf yang berdampak ke tubuh.

Saat seseorang mengalami masalah perasaan dan pikiran, otak akan memproduksi hormon stres bernama kortisol. Hormon ini mempunyai fungsi membalikkan keadaan normal fisik tubuh dari sehat menjadi sakit.

"Ada istilahnya (gangguan) psikosomatik karena masalah psikologis pengaruh ke fisik," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Psikomatik atau hipochondriasis merupakan nama diagnosis yang diberikan dokter untuk penyakit semacam itu.

Ada penyakit fisik yang menunjukkan gejala positif suatu penyakit tapi ada juga kondisi yang tidak ditemukan kelainan sama sekali. 

Menurut Dharmawan, kondisi ini bisa meningkatkan anti-insulin, memicu asma, autoimun, menurunkan perlindungan dinding lambung, serta saraf simpatik dan parasimpatik yang tidak seimbang.

Selain itu, masalah psikologis bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah, menaikkan tekanan darah, menaikkan agregasi trombosit, memicu terjadinya kekentalan darah, dan sebagainya.

Baca juga: Benarkah Masalah Kesehatan Mental Ayah Bisa Menurun ke Anak? Ini Penjelasan Psikolog

Cara diagnosis penyakit

Ilustrasi psikiaterSHUTTERSTOCK Ilustrasi psikiater
Terpisah, dokter umum di Klinik dr. Djalu, Wahyu Tri Kusprasetyo juga membenarkan penyakit fisik bisa disebabkan masalah psikologis.

Halaman:

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com