Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Ungkap Ada 14 Kasus Cacar Monyet di Jakarta

Kompas.com - 26/10/2023, 18:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperbarui jumlah temuan kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia, Kamis (26/10/2023).

Kemenkes mengungkapkan, terdapat 15 kasus cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia yang semuanya berada di wilayah DKI Jakarta. Namun, jumlah tersebut termasuk dengan satu kasus pada 2022.

Sehingga, khusus pada 2023, terdapat 14 kasus cacar monyet yang sudah terkonfirmasi.

“Sampai hari ini, ini data sampai tadi malam, tanggal 26 (Oktober 2023), kita sudah 14 kasus konfirmasi. Ini lab-nya sudah positif,” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Kemenkes, Kamis (26/10/2023).

Selain 14 kasus terkonfirmasi, Kemenkes juga mencatat ada dua kasus probable dan sembilan suspek.

“Dua kasus probable, ada gejala dan ada kontak dengan kasus konfirmasi. Tapi, belum diambil (sampel) laboratorium,” kata Maxi.

“Kemudian ada 9 suspek, ini ada gejala dan kita sudah ambil sampel tinggal menunggu hasil,” imbuhnya.

Baca juga: Kemenkes Gelar Vaksinasi Cacar Monyet 24 Oktober, Siapa Penerimanya?

Semua tertular lewat kontak seksual

Menurut Maxi, 14 kasus cacar monyet yang ditemukan mayoritas menjangkiti orang-orang dengan rentang usia 25-29 tahun, yakni sebanyak sembilan kasus.

Kemudian sisanya sebanyak lima kasus menjangkiti orang-orang yang berusia 30-39 tahun.

“Semuanya laki-laki, 100 persen,” tutur Maxi.

Menurut Maxi, kemungkinan besar pasien tertular melalui kontak seksual.

“Orientasi seksual paling banyak itu LSL (lelaki suka lelaki) 86 persen, heteroseksual ada, biseksual ada, tapi paling banyak LSL,” ungkap Maxi.

Selain itu, Maxi juga mengungkapkan, sebanyak 12 kasus disertai dengan penyakit lain, yakni HIV.

“Kondisi penyakit penyerta dari 14 (kasus) itu, 12 HIV, dan juga di samping HIV ada sifilis. Tapi, ada juga 1 orang dengan hipertensi,” ungkapnya.

Baca juga: Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet, dan HIV Bersamaan

Gejala cacar monyet

Maxi mengatakan, ada satu kasus yang asimtomatik atau tidak bergejala klinis.

Sementara gejala yang dialami pasien lain, yakni:

  • Lesi pada kulit
  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar kelenjar getah bening (limfadenopati), terutama di lipatan paha
  • Terasa sakit saat menelan
  • Nyeri tenggorokan
  • Sakit otot atau myalgia
  • Menggigil
  • Badan terasa sakit
  • Kelelahan
  • Mual bahkan diare
  • Nyeri di mulut.

“Tapi, yang paling spesifik, yaitu mungkin itu ada limfadenopati,” kata Maxi.

Baca juga: Apakah Orang yang Sudah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terkena Cacar Monyet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com