“Cara mengoreksinya bisa dengan kacamata atau lensa kontak,” katanya.
Namun, hal itu tidak dapat menghilangkan kelainan astigmatisme atau silinder tersebut.
“Bisa juga dihilangkan dengan operasi seperti lasik pada kornea atau operasi ganti lensa,” tutur dia.
Untuk mendiagnosis astigmatisme atau silinder, dokter akan menguji ketajaman penglihatan pasien dengan memintanya membaca grafik mata.
Selain itu, dokter juga akan menggunakan alat untuk mengukur penglihatan pasien untuk memastikan diagnosis.
Baca juga: 7 Makanan yang Baik untuk Menunjang Kesehatan Mata, Apa Saja?
Dikutip dari WebMD, alat ukur penglihatan tersebut seperti:
Pasien akan melihat melalui serangkaian lensa untuk menemukan lensa mata yang memberi penglihatan paling jelas.
Sehingga, nantinya diketahui jika adanya kesalahan bias dalam penglihatan pasien.
Mesin ini mengukur lengkungan di tengah kornea pasien yang kemudian menemukan kurva paling curam dan paling datar.
Pengukuran ini memberi tahu dokter mengenai bentuk kornea pasien dan seberapa baik fokusnya.
Perangkat ini menyinari mata pasien dan mengukur perubahannya saat memantul ke belakang.
Refraktor otomatis akan memberi dokter gambaran tentang lensa mana yang pasien butuhkan.
Teknologi ini memberikan informasi paling detail tentang bentuk kornea pasien dengan dokter memberitahu pasien untuk melihat titik tertentu.
Sementara itu, perangkat ini akan mengumpulkan ribuan pengukuran kecil dan membuat peta warna kornea pasien dari data tersebut.
Baca juga: Ramai soal Vitamin A Disebut Bisa Mengurangi Mata Minus, Benarkah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.